Selasa, 24 Februari 2009

Selamat Datang Di Negeri Doraemon

Selamat Datang di Negeri Doraemon…

Indonesia mendadak heboh. Bak sebuah negeri yang penuh dengan superhero, tidak tanggung-tanggung, 3 orang mengaku menjadi sakti setelah mendapat batu ajaib. Ini baru tiga, mungkin akan ada banyak orang yang menyusul di belakangnya. Sebutlah di urutan pertama, bocah bernama Ponari. Selebriti dadakan ini menjadi sangat hebat. Celupan batunya menjadi rebutan ribuan pasien dari seantero Nusantara. Konon ceritanya, batu sakti yang dia dapatkan diperoleh setelah kepalanya tersambar petir. Amboy, jadi inget filem superhero jaman saya kecil dahulu. Kini Ponari telah menjadi milyader dengan hanya bermodalkan batu.

ponariDi urutan kedua, tak mau ketinggalan, munculnya seorang anak perempuan berusia 14 tahun yang dikabarkan juga mempunyai batu petir dan mampu mengobati segala jenis penyakit. Bocah itu bernama Dewi Setiani (14), asal Desa Brodot, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Jombang. Hanya saja, Dewi menolak mengobati pasien seperti yang dilakukan Ponari. Menurut sang Ayah, batu itu tidak boleh ditunjukkan karena sangat mistis. Selidik punya selidik, ternyata duren jatuh tak jauh dari pohonnya, bukan cuma anaknya yang jadi dukun, ayahnya juga sudah menjalani profesi dukun sejak lama. Lagi-lagi batu sebagai media penyembuhannya.

Di urutan ketiga ada batu hitam milik seorang bocah yang masih berumur 6 tahun, Irfan Maulana, warga Kampung Baru, Desa/Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan, Madura.. Batu ini juga menyedot pasien yang ingin berobat dan membuktikan khasiat batu hitam sebesar bola tenis meja itu. Bahkan, pasien datang bergantian dari pagi hingga larut malam.. Pasien dari luar Bangkalan juga ada, semisal dari Ujung, Surabaya dan Kabupaten Sampang. Mayoritas keluhan penyakit yakni yang sulit disembuhkan dengan medis semisal kencing manis, paru-paru basah serta penyakit lain yang sifatnya mudah disembuhkan.

Semuanya gara-gara batu. Batu menjadi barang yang hebat. Tidak penting siapa Ponari, Irfan atau Dewi, tetapi yang lebih penting adalah kenapa mereka muncul secara hampir bersamaan? Ada apa di balik ini? Saya yakin pasti ada sesuatunya. Kenapa mendadak orang dihebohkan dengan sebuah cerita yang lebih mirip dongeng si kancil nyolong timun. Kenapa mendadak cerita batu ajaib yang lebih mirip cerita rakyat bak malin kundang, loro jonggrang atau bahkan sangkuriang hadir tanpa kritik? Apakah negeri kita ini sudah mulai berubah menjadi negeri Doraemon? Yang dengan mudahnya menyelesaikan masalah hanya cukup dengan kantong ajaib. Mungkin saja ini adalah sebentuk kedunguan yang bercampur dengan keputus-asaan. Dungu terhadap hakikat siapa yang memberi manfaat dan madharat, kesyirikan yang sudah biasa. Dan putus asa terhadap kondisi yang tidak pernah berpihak pada kebutuhan mereka. Selamat datang di negeri klenik, selamat datang di negeri Doraemon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar