Kamis, 12 November 2009

American Idol dan Sejarah Yahudi


Sebentar lagi, kita akan segera disuguhi acara televisi yang paling popular di kalangan anak muda dunia, termasuk juga Indonesia, “Indonesian Idol” yang merupakan adaptasi langsung dari “American Idol.”

Dari tahun ke tahun, kecuali jelang pemilu 2009 dihentikan dahulu, ribuan anak muda berbaris memanjang seharian penuh, sebagian besar melupakan kewajiban mereka umat Islam yaitu shalat, demi mencapai suatu ambisi besa: menjadi pop-star (bintang music pop)!

Dan seperti kita ketahui, orang-orang Yahudi telah memberikan pengaruh luar biasa pada musik populer sepanjang sejarah, namun tampaknya tak ada yang bisa mengalahkan outlet musik terbesar dan paling kemilau yang sudah dipunyai oleh Yahudi daripada "American Idol."

Diketahui bahwa diva pop Paula Abdul adalah Yahudi. Paula adalah salah satu juri American Idol, namun kini sudah digantikan oleh Ellen Degeneres yang tak jauh beda dengan Paula. Dan Simon Cowell—penggagas Idol—adalah keturunan Yahudi juga: kakek-nenek dari pihak ayah-Nya, dan Esther Yusuf Cowell Malinsky, menikah pada tahun 1915 di West Ham sinagoga, di East London, situs Web Jewtastic melaporkan.

Para pemenang Idol juga tidak lepas dari orang-orang Yahudi. Adam Lambert, salah satu pemenang Idol terbaru, juga merupakan seorang Yahudi. Di Indonesia, seorang yang pernah bernasyid, juga menjadi salah satu pemenang Indonesian Idol.

Nah, jika kebetulan anak Anda, atau kerabat, hendak mengantre menjadi peserta Idol, mungkin ada baiknya memberikan keterangan terlebih dahulu akan sejarah Idol itu. (sa/forward)

Tentara AS di Afghanistan Tewas Digigit Kutu


Kutu yang membawa virus seperti Ebola, telah menewaskan prajurit AS, justru ketika mereka sedang menunggu datangnya vaksin flu babi. Inilah musuh kecil yang tidak mungkin dikalahkan AS dan sekutunya

Hidayatullah.com--Militer AS di Afghanistan sedang ketakutan dengan menyebarnya virus langka. Pejabat militer AS pekan lalu telah mengirimkan sebuah tim medis ke sebuah pos militer terpencil di selatan Afghanistan untuk mengambil contoh darah dari prajurit Angkatan Darat, setelah seorang tentara tewas akibat virus yang seperti virus Ebola.

Dr. Jim Radke, seorang pakar penyakit dalam dan infeksi dari RS. Trauma Role 3 di pangkalan udara Kandahar, mengatakan kepada The Washington Times bahwa Sersan Robert David Gordon, 22, asal River Falls, Alabama, mati tanggal 16 September karena demam berdarah Krimea-Kongo, setelah digigit oleh seekor kutu.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), virusnya ditularkan lewat darah yang dibawa oleh kutu.

Dr. Radke yang bertugas di Angkatan Laut, mengatakan, tim medis "akan mengambil contoh darah dan hasilnya mungkin akan baru diketahui beberapa pekan mendatang." Ia menyebutnya sebagai "sebuah tindakan pencegahan."

Radke tidak menyebutkan berapa banyak orang yang akan dites darahnya, dan mengapa militer baru bertindak. Pasukan yang akan diperiksa antara lain Brigade Striker ke-5, Divisi Infantri ke-2, dan pendamping infantri 2-1.

Kabar ini terkuak ketika Pentagon mengatakan telah mengirim 150.000 dosis vaksin H1N1 flu babi ke Qatar untuk didistribusikan kepada pasukan AS di Irak dan Afghanistan, yang jumlahnya separuh dari yang diminta oleh Pusat Komando AS. Setidaknya 11 orang Afghanistan telah meninggal akibat penyakit tersebut, yang ditularkan oleh orang asing.

Dr. Radke mengatakan, demam berdarah yang terjadi mirip dengan Ebola, "Ada degenerasi internal dan pendarahan luar. Dari kawasan Laut Hitam hingga Utara Turki, Anda temui ada belasan kasus atau lebih setiap tahunnya. Dan Afghanistan berada di tengahnya."

Menurut WHO, penyakit itu pertama kali dilaporkan terjadi di Krimea tahun 1944, kemudian di Kongo tahun 1956. Sebuah wabah dilaporkan terjadi 8 tahun lalu di Quetta ibukota Propinsi Balukhistan di Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan.

Dr. Radke mengatakan bahwa tentara AS di Afghanistan tidak hanya harus khawatir terhadap Taliban, tetapi juga terhadap penyakit yang tidak umum ditemukan di negara Barat.

"Penyakit diare, demam tipus, penyakit kulit dan TBC, adalah penyakit yang harus diwaspadai," katanya.

"Penting bagi prajurit untuk segera mencari pertolongan medis jika mereka merasa tidak enak badan atau telah digigit. Sangat beresiko jika tidak ada dokter yang merawatnya."

Dr. Radke juga memberi anjuran kepada tentara AS, "Mudah saja, sering-seringlah cuci tangan."

Meskipun benar adanya, tapi saran itu kedengaran konyol, mengingat pasukan negara adidaya itu sedang berada di medan perang di negara orang, bukan berada di markas mereka di AS.

Gejala dari demam berdarah Krimea-Kongo antara lain demam mendadak, pusing, leher sakit, otot sakit, nyeri di mata dan peka terhadap sinar. Gejala awalnya perut terasa mual, muntah, dan tenggorokan sakit.

Menurut Dr. Radke, masa inkubasi virus tergantung lewat mana virus itu ditularkan. Jika infeksi virus lewat gigitan kutu, masa inkubasinya kira-kira satu sampai tiga hari, dan paling lama 9 hari. Jika penyakit itu tidak diketahui sejak dini, maka akibatnya fatal. Menurut CDC, tingkat kematiannya mencapai 30%.

Letkol Jeffrey French, komandan Gordon, mengatakan bahwa kematian prajuritnya itu sebagai "kehilangan yang tragis bagi semua." Awalnya hanya karena satu gigitan kecil di kaki, kata French.

Brigade Striker sendiri telah kehilangan 27 prajurit sejak penugasannya di Afghanistan pada bulan Juli. Sebagian besar tewas karena ledakan.

"Kami tidak pernah berpikir bahwa kami akan melihat kematian akibat penyakit langka tersebut," kata French.

"Anda bisa bersiap-siap atas semua kemungkinan, tapi bagaimana caranya Anda bersiap atas kejadian seperti itu?" katanya. [di/wt/www.hidayatullah.com]

Senin, 02 November 2009

Wisata Syirik, Dipelihara dan Dinikmati

Syirik adalah perbuatan yang amat dimurkai oleh Allah SWT

Hidayatullah.com--Banyak kisah mencatat, Allah Subhanahu wa Ta'ala (SWT) sangat murka dengan kaum yang memelihara praktek syirik. Kaum Nabi Nuh, misalnya, menolak untuk menyembah Allah SWT dan terus menerus menyekutukan-Nya dengan berhala-berhala.

Hampir satu milenium lamanya Nabi Nuh berdakwah, namun tetap tak digubris. Allah SWT pun murka dan mengirimkan bencana banjir yang dahsyat kepada mereka. Demikian besar bencana itu, sehingga mereka yang berusaha menyelamatkan diri ke gunung pun tetap tersapu banjir.

Pun demikian dengan kaum Ad. Mereka terus menyekutukan Allah SWT dan menentang dakwah yang dilakukan Nabi Hud. Allah SWT kemudian menurunkan azab. Tiga tahun lamanya hujan tidak turun. Tanah-tanah mengering dan kebun merangas. Air pun langka.

Namun, kaum Ad tetap ingkar. Allah SWT menuntaskan azab-Nya dengan mengirimkan angin puyuh selama tujuh malam delapan hari. Porak porandalah kota itu. Tenggelam dalam lautan pasir sedalam 12 meter.

Syirik adalah perbuatan yang amat dimurkai oleh Allah SWT. Dua kisah tadi menjadi bukti. Namun, tanpa disadari di Indonesia, negeri di mana kita bermukim, telah muncul bibit-bibit syirik. Celakanya, bibit-bibit ini malah ”disiram” dan dipelihara. Akankah kita membiarkan saja bibit-bibit itu berkembang dan bermekaran hingga azab Allah akan turun kepada kita? Nau'zubillah summa nau'zubillah!

Berita Gembira!! Gejala Kehancuran Amerika Serikat

Selama ini kita tidak pernah mendengar terjadinya kisruh politik yang berarti di negeri Paman Sam. Sepertinya negara ini merasakan kenikmatan hidup di bawah sistem pemerintahan republik federal. Benarkah demikian?

Ternyata anggapan kita keliru. Beberapa negara bagian sejak tiga tahun yang lalu telah menyatakan kemerdekaannya. Beberapa negara bagian yang menuntut kemerdekaan itu antara lain terdiri dari ribuan mil wilayah North Dakota, South Dakota, Nebraska, Wyoming, dan Montana. Selanjutnya negara baru ini dinamakan dengan Republik Lakota.

Data tentang republik ini adalah sebagai berikut;

Kota terbesar : Omaha
Bahasa resmi : Bahasa Lakota (de facto) dan Bahasa Inggris (de facto)
Pemerintahan : Konfederasi (diusulkan)
Kemerdekaan : dari Amerika Serikat
– Deklarasi 19 Desember 2007
– Pengakuan Tidak diakui
Luas : – Total 200. 000 km2
Penduduk : – th 2005 diperkirakan 100. 000

Di sinilah letak wilayah Republik Lakota atau lakotah
Letak Republik Lakotah

Letak Republik Lakotah

Lebih detail lagi wilayah Republik Lakota adalah sebagai berikut
Wilayah Lakota

Wilayah Lakota

Beberapa hal yang mendorong suku lakota menuntut kemerdekaan adalah;
- Pelanggaran terhadap perjanjian Black Hill sebagai tanah suci Suku Lakota oleh federal
- Kepala sukunya disingkirkan melalui penghianatan
- Federal tidak lagi mensuport makanan, pakaian, dan perumahan bagi sukunya seperti yang dijanjikan
- Rakyat suku Lakota semakin miskin dan sengsara

Radio Nederland pernah melaporkan, bahwa Lakota ini menyatakan mereka menolak perjanjian yang pernah mereka sepakati dengan pemerintah di Washington. Mereka berpendapat pemerintah Amerika Serikat melanggar perjanjian ini. Delegasi suku Lakota mengunjungi Washington untuk minta dukungan dan bertamu di kedutaan besar Bolivia, Chili dan Afrika Selatan. Suku yang tersebar di 5 negara bagian ini akan mendirikan negara tanpa pajak dan mengeluarkan paspor dan surat ijin mengemudi.

Allahu akbar, memang proklamasi ini masih belum diakui oleh masyarakat internasional. Namun marilah berdo’a, semoga kehancuran Amerika Serikat semoga didekatkan oleh Allah….