Sabtu, 28 Maret 2009

Ketakutan Jerman Terhadap Muslim

Eric Breininger

Berlin - Menteri Dalam Negeri Jerman mengatakan, Jerman kedatangan 100 orang Muslim "berpotensi membahayakan". Sekitar 60 dan 80 "Jihadist", atau lebih dari 140 orang telah kembali ke Jerman. Mereka telah menjalani training di sebuah camp di wilayah kesukuan Pakistan di perbatasan Pakistan-Afghanistan.

Menteri Luar Negeri August Hanning juga mengatakan, "bahaya ini tidak bisa diremehkan" . 60 sampai 80 orang ini akan menambah sekitar 100 orang yang telah kami klasifikasikan sebagai orang-orang berbahaya. Kata Hanning kepada harian Tagesspiegel edisi Sabtu.

"Diatas semua ini, sudah ada sekitar 300 orang Islam yang berpotensi berbahaya, dan total jumlah dari orang-orang berbahaya ini ada sekitar 1000 orang", kata Hanning yang mantan intel khusus luar negeri BND. Dia menambahkan soal kemungkinan terjadinya serangan yang akan dilakukan pada saat pemilu Jerman September ini.

"Kami mengingatkan bahwa serangan di stasiun Madrid 2004 dilakukan hanya beberapa hari sebelum pemilu di Spanyol", kata dia.

Beberapa rilis video dari Mujahid asal Jerman bernama Eric Breininger dan Bekkay Harrach benar-benar membuat takut pemerintah Jerman. Eric adalah seorang mualaf dari Jerman yang kemudian pindah ke Pakistan dan bergabung dengan kelompok Jihad. Dia mengingatkan pemerintah Jerman akan adanya serangan di negara itu terkait pengiriman 3.500 tentara Jerman yang membantu Amerika dalam penjajahan di Afghanistan.[muslimdaily.net/fais/afp/dt]

Ribut-ribut Soal Anthrax Dalam Tubuh Militer Israel

TEL AVIV (Arrahmah.com) - Pejabat pertahanan Israel menjadi tertuduh dalam pengujian vaksin anthrax pada ratusan tentara Israel.

Sekitar 716 tentara yang mengambil bagian dalam eksperimen tersebut di tahun 90-an, dilaporkan berkembang menjadi tumor dan menderita karena infeksi tersebut, mereka mengeluhkan rasa sakit yang hebat di kepala, kulit, pernafasan, juga dalam pencernaan mereka.

Anthrax adalah bakteri yang mematikan dan sporanya biasa digunakan untuk menyebar infeksi dalam peperangan.

Tumor dan infeksi

Militer Israel mengatakan pada Jumat (27/3) bahwa eksperimen tersebut adalah strategi penting untuk keamanan Israel.

Menurut sumber militer Israel, hanya 11 tentara yang memerlukan bantuan akibat efek samping dan mereka semua mendapat perawatan yang sesuai.

Belum jelas berapa banyak tentara yang menderita efek samping akibat uji coba ini.

Program vaksin ini dipesan dari tahun 1998 sampai 2006 karena ketakutan mereka akan serangan anthrax yang dilakukan oleh Saddam Hussein.

"Kami tidak menemukan kejelasan pertimbangan dalam eksperimen," ujar panel medis.

"Tujuan eksperimen adalah untuk menguji kemanjuran vaksin dan digunakan untuk populasi umum Israel, tetapi dalam eksperimen ini tentara yang masih muda dan sehat dijadikan sebagai sampel," lanjutnya.

"Efek samping dan resiko dari eksperimen ini mungkin tidak disampaikan secara mendalam kepada para tentara yang mengambil bagian."

Tentara-tentara tersebut tidak dimonitor secara menyeluruh selama dan setelah eksperimen untuk efek samping apapun.

Efek Samping

Dorit Tahan, 29, yang menjadi relawan dalam eksperimen, melaporkan apa yang dirasakan.

"Tidak ada pengawasan medis. Tidak ada seorang tentara pun yang dirawat setelah melakukan ekperimen," ujar Tahan sambil memperlihatkan permasalahan pada kulitnya.

Belum jelas berapa banyak tentara yang menderita akibat efek samping dari uji coba ini. (Hanin Mazaya/arrahmah/alj)

Strategi Komprehensif’ Obama di Afghanistan dan Pakistan

WASHINGTON (Arrahmah.com) - Presiden US Barack Obama menegaskan pihaknya akan kembali memikirkan kembali strategi AS di Afganistan dan Pakistan dalam rangka memberantas situasi yang semakin membahayakan di kedua negara tersebut.

Obama mengatakan meningkatnya militansi di Afghanistan dan Pakistan merupakan ancaman yang sangat luar biasa bagi warga Amerika dan dunia.

Penambahan 4.000 personil tentara AS lagi, kata Obama, akan melatih dan meningkatkan kapasitas tentara dan polisi Afghanistan. Ia menambahkan bahwa AS pun akan menyediakan bantuan untuk mendukung pengembangan warga sipil.

Pemimpin kedua negara, baik Pakistan maupun Afganistan, menyambut baik strategi baru ini.

Presiden Pakistan Asif Ali Zardari berjanji akan memperkuat demokrasi di negaranya, sedangkan pemerintah Afghanistan senang karena Obama sudah mengakui bahwa ancaman Al-Qaeda sebagian besar berasal dari Pakistan.

Presiden baru Amerika itu mengatakan ia tidak mempunyai pilihan lain selain melancarkan kembali serangannya di Afghanistan.

Obama menegaskan strategi barunya yang menyeluruh tersebut merupakan hasil peninjauan ulang yang hati-hati terhadap kebijakan yang melibatkan semua kalangan, termasuk panglima militer, para diplomat, pemerintah daerah, mitra-mitra AS, sekutu NATO, lembaga non pemerintah, dan organisasi pemberi bantuan.

Ia melukiskan situasi yang sangat suram, dimana kelompok-kelompok yang selama ini ia sebut sebagai pemberontak memperluas pengawasan mereka di seluruh wilayah di sepanjang batas Afghanistan-Pakistan (dua tempat paling membahayakan di dunia menurut Obama), maka serangan pun akan semakin meningkat.

Strategi AS harus tepat sasaran, katanya, yakni terhadap al Qaeda dan sekutunya yang ada di belakang serangan 9/11 delapan tahun yang lalu.

Badan intelejen AS sendiri memperkirakan bahwa serangan baru terhadap AS sedang direncanakan saat ini. Namun Obama menambahkan menjadikan Al-Qaeda sebagai sasaran seharunya bukan hanya kepentingan orang Amerika, tetapi seluruh manusia di dunia dan Afghanistan sendiri.

"Ini bukan hanya masalah Amerika saja. Namun seharusnya menjadi tantangan bagi keamanan internasional," ungkapnya.

Ia pun mengatakan angkatan perang AS di Afghanistan bukan dalam rangka menguasai atau mengatur masa depan negara tersebut, tetapi untuk melawan musuh "kita" bersama.

Untuk mewujudkan tujuannya, kata Obama, AS butuh:

  • Sebuah strategi yang kokoh, cerdas, dan komprehensif
  • Tidak menolak sumber daya bagi Afganistan hanya karena AS telah memiliki janji terhadap Irak, di sinilah bantuan internasional sangat dibutuhkan
  • Mengakui hubungan antara Afganistan dan Pakistan di masa depan


Dia mengatakan bahwa Richard Holbrooke sudah diangkat sebagai perwakilan AS untuk memfasilitasi perspektif baru di Afghanistan dan Pakistan.

Di Afganistan, Obama memerintahkan pengiriman 4.000 personil tentara tambahan untuk menolong tentara dan polisi Afghanistan - di samping 17.000 orang tentara lainnya yang telah ia umumkan jauh-jauh hari. Mereka akan bergabung dengan 38.000 tentara AS lainnya di negeri tersebut.

Obama dan AS akan lebih banyak membantu menguatkan dan menstabilkan kemampuan militer tentara dan polisi Afghanistan sebanyak 134.000 personil dan wajib militer sebanyak 82.000 personil.

Sedangkan untuk membantu memperbaiki infrastruktur penduduk sipil Afganistan yang rusak, Obama mengatakan, ratusan penasehat AS termasuk spesialis pertanian, insinyur dan pengacara akan didatangkan Afghanistan. Bantuannya ini pun diharapkan dapat menolong kinerja pemerintah Afghanistan agar bebas dari korupsi.

Di Pakistan, Obama mengatakan bantuan Amerika akan sangat dibutuhkan pasca hengkangnya Al-Qaeda dari Pakistan, meskipun Obama mengakui hal itu bukanlah tugas sederhana. Namun ia meyakinkan bahwa keberhasilan rencananya tidak akan semata-mata tercapai dengan kekuatan "bom dan peluru" namun juga bergantung pada kekuatan pemerintah Pakistan sebagai pihak yang diperangi.

Oleh sebab itu, di hadapan kongres ia menyerukan pengesahan undang-undang yang berisi pelipat-tigaan pengeluaran AS di Pakistan menjadi 1.5 miliar dolar per tahun selama lima tahun mendatang, untuk menolong membangun sekolah, jalan dan rumah sakit di Pakistan.

Tetapi, dia mengatakan, bantuannya ini bukanlah 'cek kosong' - dan Pakistan harus memperlihatkan komitmennya sendiri untuk membasmi al-Qaeda dan sekutunya.

Dan kejadian hari Jumat (27/3) kemarin ketika sebuah bom menyerang salah satu mesjid di Khyber barat laut Pakistan dan menewaskan puluhan orang itu, kata Obama, merupakan sebuah ujian bagi konsistensi Pakistan atas komitmennya melawan terorisme bersama AS. (Althaf/arrahmah/ptv/alj/bbc/rtrs)

Senin, 23 Maret 2009

Muslim AS: Boikot FBI!


Kesal karena tidak dipercaya, dicurigai, dan sejumlah aksi provokasi yang menarget komunitas mereka, sebagian besar kelompok Muslim di Amerika akhirnya menyatakan untuk menghentikan upaya hubungan baik dengan FBI dan Departemen Keadilan.

"Organisasi Muslim sangat berhati-hati dalam mempertimbangkan untuk menghentikan relasi dengan lembaga pemerintahan demi menciptakan ruang bagi mereka untuk mempertimbangkan ulang cara mereka menghadapi komunitas Muslim," ujar Nihad Awad, Direktur Eksekutfi dari Lemabaga Hubungan Amerika-Islam (CAIR).

Sebelas organisasi Muslim paling terkemuka di negara Paman Sam tersebut mengeluarkan pernyataan gabungan pada 17 Maret lalu, meminta FBI untuk mempertimbangkan ulang kebijakan menarget Muslim Amerika dan organisasi Muslim.

"Jika FBI tidak bertindak berdasar keadilan dan perlakuan transparan terhadap seluruh Muslim Amerika dan lembaga Islam, maka organisasi Muslim, masjid, dan setiap individu tidak memiliki pilihan lain selain menghentikan aktivitas peningkatan hubungan dengan FBI, para agen, dan personil lain," demikian bunyi pernyataan.

Selain CAIR, AMT, dan AMP, organisasi lain yang tergabung dalam pernyataan bersama adalah Aliansi Muslim Amerika (AMA), Pusat Pendidikan Islam Orange County (IEC), Lingkaran Islam Amerika Utara (ICNA), Aliansi Muslim Amerika Utara (MANA), Yayasan Kebebasan Masyarakat Muslim Amerika (MAS-FF), Asosiasi Pelajar Muslim Amerika (MSA-N), Umat Muslim Amerika Utara (MUNA) dan Persatuan Muslim Amerika (UMA).

Dalam pernyataan itu, Kelompok Muslim juga memaparkan beberapa insiden provokatif terakhir oleh FBI.

Ada sejumlah alasan yang mendorong kami mengambil langkah ini, pertama adalah perlakuan salah dan semena-mena terhadap pemuka dan ulama Muslim," ujar Agha.
"Banyak dari mereka yang ditahan atas tuduhan salah bahkan dideportasi atau dipinggirkan," imbuhnya.

Ia menambahkan jika agen FBI dan informan yang datang ke dalam masjid-masjid untuk memata-matai para jamaah juga meningkatkan kemarahan para Muslim.

"Mereka memprovokasi para Muslim dan memaksa mereka melakukan hal tidak masuk akal serta bodoh, membawa mereka ke pengadilan dan memenjara mereka dari 20 hingga 25 tahun," ujarnya.

"Pekerjaan pemerintah bukanlah untuk memprovokasi orang," kata Agha

Bulan lalu, komunitas Muslim di Kalifornia dibuat sangat marah setelah mengetahui jika FBI mengirimkan seorang tersangka berpose sebagai agen provokator di sejumlah masjid negara.
Hak dan Penghormatan

Para organisasi Muslim tersebut juga mencantumkan sejumlah isu untuk dicermati FBI agar tercipta hubungan lebih baik lagi.

Mereka ingin FBI menghentikan posisi dalam menarget dan menggunakan informan sebagai agen provokasi. "Lebih lanjut, kami juga meminta evaluasi objektif terhadap sumber informasi dan perlatan analis dalam memutuskan,'' ujar pernyataan tersebt

Sementara Naeem Baig, Sekretaris Jenderal ICNA mengatakan jika FBI memiliki masalah lembaga itu harusnya meraih pemimpin Muslim dan bekerjasama dengan mereka, dan tidak memiliki taktik yang menyakiti dan provokatif

"Kami terbuka untuk berbicara. Mereka seharusnya datang dan duduk bersama kami berbagi keluhan jika memang ada," ujarnya.
(muslimdaily.net/rmd/iol-rpblk)

Kaos Bergambar Tembak Ibu Hamil Marak Digunakan Tentara Israel

TENTARA Israel memang sudah ditanamkan kebencian terhadap warga sipil Palestina, termasuk wanita dan anak-anak. Ini terlihat dari kaos bergambar seorang wanita hamil yang dibidik senjata.

Diberitakan Sky News, Sabtu (21/3/2009) yang mengutip laporan harian Israel Haaretz, selain wanita hamil, kaos yang dibagikan bagi para tentara Israel yang mengakhiri masa pelatihan militer itu, juga bergambarkan target anak-anak dan bayi-bayi yang mati. Juga terdapat gambar masjid-masjid yang dibidik senjata.

Satu gambar adalah seorang sniper yang membidikkan senjatanya ke arah wanita Palestina yang tengah hamil dengan disertai tulisan dalam bahasa Inggris "Satu tembak dua tewas".

Selain itu juga ada gambar seorang anak yang sedang membawa senjata dalam bidikan sniper dan bertuliskan dalam bahasa Israel yang berarti "lebih kecil, lebih sulit".

Menurut seorang tentara Israel yang sempat diwawancara Haaretz, pesan dalam kaos itu adalah, "Itu seorang anak laki-laki. Jadi, jika anda akan memiliki sedikit masalah dengannya. Selain itu targetnya juga lebih kecil."

Gambar lainnya adalah tentara Israel membom sebuah masjid dan bertuliskan "Hanya Tuhan yang memaafkan".

Gambar kaos-kaos kontroversial itu terungkap setelah serangan Israel ke Gaza yang menewaskan hampir 1.000 warga sipil. Sebagian besar merupakan wanita dan anak-anak.

Seorang mantan tentara yang giat membeberkan kebejatan moral tentara dengan kampanyenya bertajuk "Breaking The Silence", Micheal Maniken mengatakan kepada Sky News bahwa terungkapnya gambar-gambar kaos itu menunjukkan semakin bejatnya moral tentara.

"Kami selalu mendengar ini waktu demi waktu dan tentara sudah jauh tidak memiliki hubungan dengan kenyataan yang seharusnya," kata Maniken.

Sementara, mengomentari gambar kaos kontroversial itu, pihak militer Israel (IDF) kepada Sky News mengatakan, gambar itu dibuat berdasarkan insiatif dari pribadi tentara dan tidak ada kaitannya dengan institusi militer Israel. (arrahmah/okz)

Taliban Kembali Menyerang Tempat Keramat di Afghanistan

KHOST (Arrahmah.com) - Sedikitnya lima orang tewas dan lima lainnya luka-luka dalam serangan bom tepi jalan dekat salah satu tempat yang dikeramatkan di provinsi Khost timur Afganistan, kata pejabat polisi.

Ledakan terjadi di Nangarhar, di pinggiran kota Khost, pada Sabtu (21/3) bersamaan dengan perayaan tahun baru Persia oleh warga Nowruz, kata Wazir Pacha, juru bicara polisi wilayah setempa.

Sebelumnya, pada Jumat (20/3), empat orang tentara Kanada yang merupakan personil Angkatan Perang Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) terbunuh dalam dua ledakan terpisah di Afganistan selatan.

Ribuan tentara Amerika Serikat akan segera bergabung dengan angkatan perang Inggris, Kanada dan Belanda sebagai usaha untuk membalas perlakuan Taliban dan menjaga keamanan di Afghanistan.

Sembilan orang polisi Afghan juga dibunuh serta seorang kepala polisi dalam peristiwa serupa dalam waktu yang hampir bersamaan akibat serangan Taliban di provinsi utara Jawzjan. (Althaf/arrahmah/alj)

Roket Taliban Mengenai Rute Suplai Militer AS di Pakistan

PAKISTAN (Arrahmah.com) - Sepuluh orang tewas dan sedikitnya 38 orang lain luka-luka akibat serangan roket yang masuk ke dalam kota utama suku Khyber Pakistan.

Rashid Khan, seorang pejabat pemerintah daerah, mengatakan Taliban yang dicurigai menyalakan tiga roket dekat kota Landi Kotal, tepat sebelah barat batas Afghanistan, menjelang akhir Kamis (19/3).

Dia mengatakan salah satu roket, yang diperkirakan akan mengarah ke pangkalan angkatan perang, mengenai daerah kota yang ramai di mana 10 orang penduduk tewas dan 38 orang lainnya cedera.

Khan mengatakan tentara sedang menggeledah daerah tempat kejadian berlangsung pada Jumat (20/3) untuk mengidentifikasi pelaku.

Daerah Khyber merupakan daerah yang sering dilewati truk yang mengirimkan persediaan bagi tentara asing di Afganistan.

Taliban telah melancarkan serangan di wilayah tersebut beberapa bulan ini, dan menjadikan gudang persediaan NATO sebagai sasaran. Ratusan kendaraan dan peti kemas sudah hancur.

Pejabat AS dan NATO mengatakan serangan-serangan tersebut memiliki pengaruh bagi operasi mereka di Afghanistan, mreka mengakui sedang menyusun strategi agar pihaknya bisa menyampaikan persediaan bagi pasukannya. (Althaf/arrahmah/alj)

Minggu, 22 Maret 2009

THE SUNDAY TIMES MEMBUAT KEBOHONGAN YANG NYATA UNTUK MENANGKAP MUSLIM

The Sunday Times, sebuah media kafir di Inggris, pada tanggal 15 Maret 2009 memuat 2 artikel yang ditulis oleh Abul Taher dan Daniel Foggo, isinya menuduh saya menyerukan kepada orang-orang guna mengangkut bahan makanan untuk jihad dan mujahidin lewat sebuah audio tape dan menyatakan bahwa saya dianggap sebagai ekstrimis Islam yang sangat berbahaya di Britain (Inggris). Rupa-rupanya berita tersebut tanpa melalui verivikasi, disebutkan dalam berita bahwa Patrick Mercer, Tory MP tidak punya waktu banyak dan meminta kepada polisi untuk melakukan investigasi terhadap saya dan menyatakan bahwa saya jelas-jelas telah berusaha menumbangkan pemerintah serta menimbulkan serangan atas para pemuda dengan pandangan yang ditudingkan terhadap mujahidin.

Kesalahan yang sebenarnya ada dalam laporan surat kabar minggu ini dimana sebenarnya terdapat 1 kesimpulan: bahwa Adul Taher dan Daniel Foggo melakukan perlawanan melawan Islam dan kaum muslimin, yang dengan sengaja membuat informasi palsu serta fakta-fakta yang dipelintirkan untuk mencoba melancarkan jalannya investigasi dan penuntutan melawan saya jika saya tidak dihukum, karena sesungguhnya Abul Taher mencoba untuk melakukannya lagi, setelah sebelumnya gagal melakukannya terhadap Syekh Umar Bakri Mohammad dan kepada yang lainnya di masa lalu.

Klarifikasi saya terhadap masalah ini adalah sebagai berikut:

1.website islam4uk tidak saya larikan, ia bukan organisasi dan tidak pernah saya gunakan untuk mencari aspek materi, terlebih lagi administrasi website islam4uk telah memiliki manajemen mandiri dari para anggotanya sendiri, didukung oleh sejumlah tokoh Islam yang tidak asing di dunia secara eksistensinya, dan mereka melanjutkan usaha dakwah sepanjang yang saya ketahui. Baru-baru ini artikel yang menyatakan bahwa tentara Inggris adalah pengecut bukan ditulis oleh saya.

2.Ahlus Sunnah Wal Jama’ah bukan merupakan jama’ah ataupun organisasi, selebihnya ia adalah kelompok yang bersifat global/menyeluruh yang memiliki pemahaman yang pasti dari teks-teks syari’ah (wahyu), mereka adalah satu kesatuan dalam mengambil pemahaman dari Qur’an dan Sunnah (Perbuatan, perkataan dan diamnya Nabi Muhammad (SAW)) serta pemahaman dari sahabat-sahabat Nabi. Jika mengatakan bahwa ia adalah sebuah jama’ah, maka sama saja dengan orang-orang kristen yang mengatakan bahwa protestan adalah sebuah jama’ah.

3.Saya tidak mengorganisir protes di Luton minggu lalu, tidak juga menghadirinya. Bagaimanapun inilah yang benar bahwa saya tidak malu menjauh dari mempertahankan hak dari orang yang berpartisipasi dalam protes tatkala media mendekat. Tidak ada laporan mengenai saya bahwa saya pernah mengatakan kalau orang-orang yang ikut serta dalam protes termasuk dalam sebuah jama’ah yang saya ikuti atau laporan bahwa saya memerintahkan mereka untuk protes.

4.Tidak ada laporan audio tape yang melaporkan saya meminta seseorang untuk mengangkut bahan makanan untuk Thaliban atau mujahidin di Iraq. Terlebih lagi Abul Taher bertanya kepada saya berulangkali lewat telepon untuk mengarahkan kesana bahwa saya dimaknai dengan orang yang berperang dengan istilah mujahidin, padahal saya menyatakan lebih dari 10 kali dan di depan 4 orang saksi percakapan bahwa saya adalah orang yang melakukan jihad bil kalam yaitu dakwah (propaganda Islam dengan kata-kata/tulisan). Akan tetapi dia masih saja bohong dan kedengkiannya yang ia tulis dengan kebohongan di surat kabar mingguan.

5.Ketika saya berbicara tentang jihad diwaktu lalu saya berbicara jihad dengan kalam yaitu dengan kata-kata, menjelaskannya semampu yang saya bisa, dan hal itu bukan jihad dengan pedang, melakukan jihad harus dengan dakwah yaitu mempropagandakan Islam seperti seorang mujahid (artinya dengan seluruh kemampuan kita) di sini yaitu di Britain (Inggris), memahamkan umat untuk bersama-sama memperjuangkan Islam sebagai sebuah ideologi dan politik di sini (Britain). Menjadi pejuang di garis terdepan perjuangan antara yang haq dan yang batil. Menghadirkan Islam sebagai sebuah alternatif bagi jalan hidup baik ekonomi, sosial, politik dan lain-lain di Inggris.

6.Tidak ada bukti bahwa saya pernah meminta seseorang untuk memberikan makanan ke garis terdepan perjuangan. Secara intekttual individu-individu seperti Abul Taher dan Daniel Foggo kalah dan merugi, mereka nampaknya akan mencoba sesuatu untuk membuat berita yang akan membahayakan dakwah Islam dan kaum muslimin atau memenjarakan mereka atau menjauhkan mereka dari jalan dakwah. Akan tetapi Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, Kami akan memberikan kepadamu Furqaan. dan Kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar. Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. dan Allah Sebaik-baik pembalas tipu daya”.
(QS. 8: 29-30)



Anjem Choudary

Hakim Pengadilan Syari’ah UK & Rektor Sekolah Syari’ah London

Pesan Kematian di Dinding Rumah

"Kematian akan segera menjemputmu." Demikian tulisan di atas tempat tidur Majeda dan setiap rumah warga Gaza!

Hidayatullah.com--Serangan 22 hari oleh Israel ke Jalur Gaza tidak hanya meninggalkan kerusakan pada tanah, bangunan dan sumber alam milik rakyat Gaza. Mereka juga meninggalkan "pesan" dengan tulisan merah darah.

Palestinian Centre for Human Rights (PCHR) dalam salah satu seri laporan kesaksian serangan ke Gaza (18/03), memuat cerita tentang coretan tentara Israel di dinding rumah-rumah orang Palestina.

Bersama dengan ribuan rumah yang rusak sebagian atau seluruhnya oleh buldozer, tank dan bom yang dijatuhkan jet tempur F-16, terdapat rumah-rumah yang dikotori grafiti peninggalan serdadu Israel dan vandalisme atas barang-barang milik rakyat sipil.

Di rumah Mos'ab Dardona yang berada di Jabal Al Rayes, Timur Laut Gaza, serdadu Israel yang mengambil alih rumah dan menjadikannya pos, meninggalkan gambar-gambar di dinding. Antara lain gambar seorang tentara yang sedang mengencingi masjid yang roboh dan terbakar serta gambar desa yang dibumihanguskan. Sementara di rumah sebelahnya milik Ibrahim Dardona, serdadu Israel meninggalkan berkantong-kantong kotoran manusia di kamar tidur, padahal kamar mandi di rumah itu berfungsi. Mereka juga mencoret-coret dinding dengan gambar-gambar kasar berbau seksual.

"Coretan-coretan yang ditinggalkan serdadu Israel di dinding menunjukkan kebencian dan sifat rasis terhadap orang-orang Palestina dan Arab yang ada di sekitar mereka," kata Hamdi Shaqqura Direktur PCHR Bidang Pengembangan Demokrasi.

"Sehubungan dengan bukti-bukti yang sedang dikumpulkan PCHR seputar pembunuhan kejam dan sengaja atas rakyat sipil Palestina, grafiti itu bahkan lebih meresahkan," lanjut Shaqqura.

Ribuan orang yang tidak bisa kembali ke tempat puing-puing rumah mereka setelah serangan Israel, jumlah pastinya sangat sulit dihitung. Hal ini mengingat kamp pengungsi yang dibangun sebagian besar sudah ditinggalkan, dan mereka yang kehilangan rumah pindah tinggal bersama keluarga besarnya.

Sebagian orang berusaha bangkit kembali, pulang ke rumah mereka yang hanya rusak sebagian. Membersihkan reruntuhan, atau bahkan menyingkirkan bekas-bekas tanda anggota keluarga yang tewas. Keluarga besar Dardona telah kembali ke rumah-rumah mereka. Mereka bimbang antara menghapus bukti-bukti kehadiran serdadu Israel atau hidup dengan memori akan kengerian yang pernah terjadi di sana. Kasus seperti ini banyak dijumpai di seluruh penjuru Jalur Gaza.

Di daerah pertanian luas Johur-ad-Dik, pasukan Israel berbasis di sebagian rumah pada hari-hari awal penyerangan darat. Jejak-jejak tank membelah lahan pertanian yang luas, ratusan pohon zaitun dan citrus dihancurkan. Setengah dari 2500 total populasinya kehilangan tempat tinggal.

Pada subuh tanggal 4 Januari 2009, hari pertama serangan darat Israel, sebuah misil mendarat di dekat rumah Saleh Abu Hajaj di Johur-ad-Dik. Melalui penyabotan gelombang siaran radio, militer Israel memerintahkan penduduk setempat untuk meninggalkan rumah-rumah mereka. Anak perempuan Saleh yang berusia 36 tahun, Majeda Abu Hajj, mengikatkan kain putih pada sebuah tongkat dan memimpin sekelompok orang sipil keluar dari lingkungan tempat tinggal mereka.

Ketika mereka berusaha untuk menyelamatkan diri, tank-tank mulai menembaki mereka dan Majeda tewas tertembak dari belakang. Tak lama kemudian ibunya, Raya 64 tahun, juga ditembak dan tewas bersimbah darah tidak jauh dari putrinya. Mayat Majeda dan Raya tidak diambil hingga Israel mengumumkan gencatan senjata sepihak yaitu enam belas hari kemudian. Serangan ini berarti pembunuhan yang disengaja, melanggar Konvensi Genewa dan merupakan kejahatan perang.

Serdadu Israel menjadikan rumah Abu Hajaj sebagai pos militer setelah pembunuhan itu. Mereka pun meninggalkan coretan di dinding setiap ruangan. Di atas tempat tidur Majeda ada tulisan berwarna merah "Kematian akan segera menjemputmu". Di bagian lain rumah itu tertulis "Pernahkah kamu membayangkan seperti apa neraka itu? ... lihatlah ke sekeliling mu...! Ha ha ha".

Di distrik Zeytoun, di mana 27 anggota keluarga Samouni dibunuh dalam serangan udara selagi mereka berlindung, sebuah bangunan yang mereka tempati atas suruhan tentara Israel, ada lebih banyak pesan di dinding yang menggetarkan bulu kuduk.

Di rumah Talal Al Samouni serdadu Israel menuliskan "Matilah kalian semua", "Buatlah perang dan bukan damai", "Orang Arab harus mati" dan sebuah batu nisan diukir dengan tulisan "Arab 1948-2009" merujuk pada tahun antara pembentukkan negera Israel dan serangan militer Israel yang terbaru.

Di tangga dalam rumah Rashad Helmi Al Samouni beberapa pintu yang dirobohkan tertulis dengan kapur: "Akan tiba hari di mana kami membunuh semua orang Arab", "Buruk untuk orang Arab, baik untuk saya","Seorang Arab yang baik adalah yang berada di liang kubur", dan tulisan "Damailah sekarang antara Yahudi dengan Yahudi, bukan Yahudi dengan orang Arab."

Di samping begitu banyaknya coretan di dinding yang menyulut emosi dan meresahkan, juga ada coretan yang mengekspresikan perasaan manusia yang ditulis oleh prajurit yang lelah. Bunyinya antara lain; "Berapa lama lagi kita berada di sini?", "Sampai kapan?", "Kami ingin pulang ke rumah" dan "Saya tak punya negeri lain".

Ada banyak dugaan pelanggaran serius yang telah dilakukan oleh Israel atas operasinya di Jalur Gaza. PCHR sekarang ini sedang menyelidiki banyak kasus dan berusaha untuk mengangkatnya ke permukaan. Apapun hasil penyelidikan itu, hanya berarti sangat sedikit guna menghibur ribuan rakyat sipil yang kehilangan rasa aman yang seharusnya mereka rasakan di dalam rumahnya yang telah dilecehkan oleh Israel. [pchr/ZeAl/www.hidayatullah.com]

Shaikh Usamah bin Ladin: “Teruslah Berjuang, Wahai Mujahid Somalia!”

(Arrahmah.com) - Berikut ini merupakan transkrip rekaman suara Shaykh Usama bin Ladin yang berbicara mengenai membelotnya Shaikh Sharif, presiden Somalia, dan memecatnya adalah kewajiban. Dalam rekaman ini pun, Shaikh Usamah meringkas Ijma’ mengenai seorang pemimpin yang murtad dan juga mengutip Qadhi ‘Iyadh.

Shaykh Usamah mengatakan bahwa agama Sharif tidak berbeda dengan agama presiden Somalia sebelumnya, Abdullah Yusuf. Layaknya pemimpin Afghan Jihad seperti Rabbani, Sayyaf, dan Ahmad Shah Mas'oed.

Syekh Sharif memilih meninggalkan Mujahidin dan menolong musuh Allah menghalang-halangi lahirnya negara Islam. Apa yang mempengaruhi keputusan orang-orang seperti mereka membuat keputusan itu adalah kecintaan mereka terhadap harta, dan Amerika bisa menyediakannya.

Kemudian Shaikh menyeru ummah untuk mendukung saudara-saudara mereka di Somalia, terutama bantuan harta. Dan sepertinya Shaikh menyelipkan sebuah pesan tersembunyi kepada Mujahidin di Somalia untuk menyampaikan apa yang mereka perlukan agar bisa fokus terhadap perjuangan.

Shaikh mengatakan bahwa mereka dikelilingi oleh front salibis. Titik pertamanya di Darfur. Darfur, seperti yang kita tahu, mengundang ketertarikan AS dan pemerintah kufur lainnya dan memiliki kemungkinan jika mereka atau sekutu mereka menyerbu Darfur bersama pasukan 'penjaga perdamaian', maka akan hal itu akan menjadi hambatan utama bagi wilayah tersebut.

Menurut Shaikh Usamah, letak Haramain hanya 300 kilometer dari Darfur, dan dengan kata lain, hal ini akan mempermudah jangkauan bagi misil Scud. Kemudian Shaikh menyebutkan bahwa di sebelah utara, ada masalah Yahudi dan salibis yang memberi mereka bantuan yang sangat besar; Libanon selatan juga mengalami masalah yang serupa.

Kemudian di seluruh timur, angkatan perang salibis itu disebar di seluruh negeri Muslim di Irak dan Afganistan, dan sepanjang itu banyak sekali basis militer didirikan. Takut terhadap Amerika hanya masalah kecil; solusinya, takutlah hanya kepada Allah.

Di akhir pernyataannya, Shaikh memberikan sebuah puisi indah yang menyeru kita untu menyumbangkan harta kita bagi para Mujahidin di Somalia:

Saya melindungi agama saya dengan kekayaan saya, saya tidak ingin membuang-buangnya, Semoga Allah tidak memberkahi kekayaan yang tidak dipersembahkan untuk membela agama-Nya.

(Althaf/arrahmah/rvthb/ashb)

Komandan Militer Zionis: Perang di Gaza Adalah Perang Agama



ImageAlislamu.com -- Komandan militer Zionis mengakui bahwa agresi militer ke Jalur Gaza merupakan perang agama untuk menyingkirkan agama selain agama Yahudi.

"Kami adalah kaum Yahudi yang datang ke bumi ini dengan sebuah keajaiban, Tuhan telah mengembalikan kami ke bumi ini. Maka sekarang kami harus memerangi dan mengusir mereka yang telah merampas tanah suci," kata salah satu komandan militer Zionis yang mengatasnamakan Ram sebagai nama samaran, sebagaimana dikutip oleh harian Haaretz, Jum'at (20/3).

Ram juga secara tegas mengakui bahwa agresi militer Zionis ke Jalur Gaza tidak hanya membawa misi politik, tapi juga misi agama.

"Agresi militer selama kurang lebih 22 hari itu benar-benar membawa misi agama, dan saya merasakan betul akan hal itu," katanya.

Pernyataan itu dikuatkan oleh Ketua Akademi Militer Zionis, Danny Zamir. Dalam pernyataannya, ia membenarkan apa yang diungkapkan oleh Ram tentang misi perang di Gaza. "Laporan itu memang benar," katanya. (ism/fani)

Islam Dilecehkan, Kepala Babi Digantung di Depan Pintu Masjid



ImageAlislamu.com -- Kaum musimin di Eropa kembali dibuat kesal dan marah, hal itu dipicu oleh tindakan pelecehan terhadap agama Islam di Republik Ceko oleh orang yang tak bertanggung jawab. Pelecehan agama itu dilakukan dengan menggantungkan kepala babi di depan salah satu pintu masjid di wilayah timur Kota Prague. Masih tidak puas dengan tindakan itu, merekapun menuliskan slogan-slogan yang mengandung permusuhan terhadap Islam.

"Selain mereka menggantung babi persis di depan salah satu pintu masjid, mereka juga menulis slogan-slogan hingga lebarnya mencapai empat meter. Dalam slogan itu, terdapat kata-kata 'hentikan Islam, hentikan Islam'," kata seorang jama'ah masjid itu, sebagaimana diberitakan oleh situs Islammemo, Sabtu (21/3).

Menurut keterangan dari salah satu anggota polisi yang menangani kasus itu, tindakan pelecehan terhadap agama itu diketahui ketika beberapa kaum muslimin datang ke masjid untuk melaksanakan shalat berjama'ah.

"Tindakan itu diketahui ketika ada orang yang ingin shalat di masjid," kata salah seorang anggota polisi Republik Ceko, Jean Mikolovski.

Republik Ceko dihuni oleh sedikitnya 10,40 juta jiwa. Dari jumlah itu, penduduk pribumi yang memeluk agama Islam sedikitnya mencapai 400 ribu orang. Sedangkan dari kaum pendatang, jumlah kaum muslimin mencapai 20 ribu orang. (Ism/fani)

Rabu, 18 Maret 2009

Ikut Mayoritas atau Minoritas?

Pada saat ini, banyak kebenaran, kesederhanaan, ketulusan dan keikhlasan kaum Muslimin dilabeli sebagai “minoritas” atau tepatnya “minoritas ekstrim”. Sebagian orang telah benar-benar menjatuhkan dirinya pada suatu tingkatan dengan memasukkan haraam kedalam halal berdasarkan apa yang mayoritas orang-orang katakan. Apakah ini tertolak dalam Islam? Haruskah kita mengikuti apa yang mayoritas orang-orang percayai dan ikuti, atau kita harus tetap berdiri di atas haq (kebenaran), meskipun tidak banyak yang mengikutinya?

Sejak kita menjadi seorang Muslim (orang-orang yang patuh), menjadi penting (dan faktanya adalah sebuah kewajiban) bagi kita untuk merujuk kembali kepada Al-Qur’aan dan As-Sunnah dan lihatlah apa yang tuhan kita telah katakan tentang masalah ini. Allah (swt) berfirman dalam kitabnya:

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الأرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلا يَخْرُصُون

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (QS Al An’am 6 : 116)

Ayat ini sangat jelas dan tegas bagi kita untuk memperhatikannya. Allah (swt) menginformasikan kepada kita bahwa mayoritas dari orang-orang tidak bisa diikuti tetapi itu hanyalah dugaan dan mereka tidak lain hanyalah pembohong. Ayat ini membasmi segala gagasan atau konsep yang melibatkan kebolehan, kepuasan, kesenangan orang-orang mayoritas di muka bumi. Selanjutnya, orang-orang yang mengatakan bahwa kami (orang-orang Islam) tidak menghadirkan mayoritas dari orang-orang dan bahwa kami adalah minoritas, kita harus berani untuk mengatakan kepada mereka, tentu saja! mayoritas adalah sesat dan mayoritas akan masuk ke dalam neraka.

Kebenaran tidak bersama mayoritas dan ini adalah sesuatu yang sangat penting untuk diketahui orang-orang yang berada dalam petunjuknnn Allah (swt). Kita mengetahui kebenaran dari nash (Al-Qur’an dan As-Sunnah -teks wahyu) dan tidak oleh perkataan mayoritas. Faktanya, syaitan telah berjanji kepada Allah (swt) bahwa dia akan menyesatkan mayoitas dari hamba-hambaNya dan hanya minoritas dari orang-orang beriman yang ikhlas akan bisa dan mampu melawan bisikkan syaitan yang telah dia berikan.

Allah (swt) berfirman dalam Al Qur’an:

“Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.” (QS Shaad 38 : 82-83)

Selanjutnya apa yang oleh mayoritas katakan, lakukan atau percayai seharusnya tidak akan menjadi standar bagi seorang Muslim untuk menghakimi apa yang benar dan apa yang salah, yang jahat dan yang baik. Kita hanya mendasrkan diri kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, yang sesuai dengan pemahaman dari Shahabah – inilah apa yang disebut kita mengikuti dengan merujuk dari bagaimana orang-orang yang telah memegangnya. Telah di riwayatkan secara shahih bahwa Abdullah bin Mas’ud (ra) berkata:

كن مع الجماعة ولو كنت وحدك

“Tetaplah bersama Jama’ah (kebenaran) meskipun jika kamu seorang diri.”

Faktanya pada saat dimana Ahmad bin Hambal (rh), dia adalah satu-satunya orang yang mempunyai keberanian berdiri dengan kebenaran dan menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah perkataan Allah (kalamullah) dan bukan makhlukNya (swt), disamping itu fakta bahwa mayoritas orang-orang berkata sebaliknya dan tidak mempunyai keberanian untuk menyatakan secara terbuka seperti apa yang dia lakukan.

Lebih lanjut, Rasulullah (saw) bersabda:

...وستفترق هذه الأمة على ثلاث وسبعين فرقة كلها في النار إلا واحدة، قالو: ومن يا رسول اللّه؟ قال: من كان على ما أنا عليه وأصحابي

“…dan umat ini akan terpecah ke dalam 73 golongan, semua dari mereka akan masuk ke dalam neraka kecuali satu golongan (golongan yang selamat). “Mereka (para sahabat) bertanya, ‘siapa mereka (golongan yang selamat) Yaa Rasulullah?’ belaiu menjawab, “mereka adalah orang yang mengikuti beliau dan para Shahabat.” (Sunan At Tirmidzi)

Selanjutnya Rasullullah (saw) menginformasikan kepada kita bahwa ummat ini akan terpecah ke dalam banyak golongan. Mayoritas dari mereka akan masuk ke dalam neraka, dan hanya minoritas yang akan selamat – dan mereka adalah orang-orang yang dengan teguh mengikuti tiada lain hanya Rasulullah (saw) dan para shahabat; bukan mengikuti dan meneladani kebiasaan dari orang-orang atau perkataan dari mayoritas. Lebih lanjut, hadits lain dalam shahih Bukhari juga membuktikan fakta ini bahwa mayoritas orang-orang akan masuk ke dalam neraka.

Rasulullah (saw) bersabda:

عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: يقول الله تعالى: يا آدم، فيقول: لبيك وسعديك، والخير في يديك، فيقول: أخرج بعث النار، قال: وما بعث النار؟ قال: من كل ألف تسعمائة وتسعة وتسعين

“Allah akan berkata (pada hari kebangkitan), ‘wahai Adam.’ Adam (as) menjawab, ‘inilah aku, dengan penuh ketaatan dan semua kebaikan ada pada tanganMu.’ Allah akan berkata, ‘bawalah orang-orang berada di neraka.’ Adam berkata, ‘yaa Allah! Berapa banyak orang-orang yang berada di neraka?’ Allah akan menjawab, ‘setiap dari seribu, ambillah ambilah sembilan ratus sembilan puluh sembilan.’” (Shahih Bukhari, Kitab kisah para Nabi)

Selanjutnya, sebagaimana kita telah sebutkan sebelumnya, opini ini telah sangat jelas kepada mereka orang-orang yang telah diberi petunjuk kepada tuhannya. Dan orang-orang yang berkata bahwa kami tidak bersama dengan mayoritas; kami yakin bahwa mereka berada dalam kebenaran yang mutlak! Kebanyakan orang-orang tidak diberi petunjuk dan mayoritas akan masuk neraka – kami tidak akan pernah berada dengan orang-orang yang akan masuk ke dalam neraka.

Bukanlah metode Ahlus Sunnah Wal Jama’ah (golongan yang selamat) untuk menghakimi apa yang benar dan apa yang salah. Apakah minoritas ataupun mayoritas setuju dengan kita, kita tidak peduli – jadi sepanjang kita mengikuti teks-teks wahyu (Al-Qur’an dan As-Sunah berdasarkan pemahaman Shahabat). Mereka adalah orang-orang yang mencari ke-ridho-an dan kepuasan Allah SWT. bukan orang-orang yang mencari keridhoan manusia, karena kalau mencari keridhoan manusia pasti akan terbakar di api neraka yang Allah (swt) telah sediakan, dan Allah (swt) akan membuat mereka menjadi dibenci oleh semua orang.

Rasulullah (saw) bersabda:

من التمس رضا الله عنه بسخط الناس رضي الله عنه، وأرضى عنه الناس، ومن التمس رضا الناس بسخط الله، سخط الله عليه وأسخط عليه الناس

“siapa saja yang mencari ke-ridho-an Allah dengan mengabaikan kebanyakan orang, akan mendapatkan ke-ridho-an Allah, dan Allah akan membuat orang-orang ridho kepadanya. Dan siapa saja yang mencari ke-ridho-an kebanyakan orang dengan mengabaikan kemurkaan Allah, tidak akan mendapatkan ke-ridho-an Allah, dan Allah akan memnyebabkan orang-orang tidak ridho dengannya.” (Musnad Imam Ahmad)

Rasulullah (saw) dan para Shahabatnya adalah orang-orang yang minoritas di Mekkah, namun mereka tidak pernah kompromi dengan pekerjaan sulitnya dan terus berusaha, mereka telah sukses menghancurkan sistem kufur dari Qurays dan Allah (swt) memberikan kepada mereka kekuasaan di muka bumi. Allah (swt) berfirman:

كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

…"Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. dan Allah beserta orang-orang yang sabar (orang-orang yang tetap teguh dan tanpa kompromi)." (QS Al Baqarah 2 : 249)

Don't Vote Stay Muslim

Segala puji bagi Allah Swt., kami memujinya dan mencari ampunanNya. Siapa saja yang Allah tunjuki, tidak seorangpun bisa menyesatkannya. Dan siapa saja yang disesatkan Allah, maka tidak seorangpun bisa menunjukinya.

Kami bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan kami bersaksi bahwa Nabi Muhammad Saw., Rasul Allah yang terakhir.

Begitu banyak diperdebatkan pada saat ini menyangkut tentang ketidakbolehan voting dalam Islam. Orang-orang moderat, sekuler dan orang-orang yang tidak mengamalkan Islam berargumen bahwa voting boleh (dan dalam beberapa kasus menjadi wajib), dimana Muslim yang ittiba (meneladani) kepada salafus sholeh berargumen bahwa itu adalah perbuatan murtad (Kufur dan Syirik).

Risalah singkat ini berusaha untuk mengklarifikasi dan membantah kesalahan konsep berkenaan tentang voting secara sederhana.

Kami memohon pada Allah Swt., untuk memberikan pahala bagi orang-orang yang terlibat dalam perjuangan ini, seperti halnya bagi orang-orang yang berjuang secara berjama’ah untuk menerapkan dienNya.

Memahami Konsep Voting

Sebelum kita memasuki perdebatan atau diskusi, pertama kita perlu mempunyai pemahaman yang menyeluruh tentang realitas. Apa pengertian voting dan apa akibatnya? Bukti-bukti apa saja dalam Syari’ah dan apakah itu tidak ada?

Voting adalah proses memilih. Ini selanjutnya, dibolehkan tetapi hanya dalam hal-hal yang hanya status hukumnya mubah dalam Syari’ah.

Sebagai contoh, jika sebuah kelompok yang terdiri dari lima orang ingin melaksanakan Shalat, mereka mungkin akan melakukan voting bagi siapa yang mempunyai pengetahuan tentang Al-Qur’an dan yang bacaannya bagus untuk menjadi imam kemudian memimpin shalat.

Atau andaikata individu yang sama tidak bisa memutuskan untuk pergi dengan bus atau dengan kereta ke masjid, dibolehkan bagi mereka untuk voting dan memilih transportasi yang sesuai dengan mereka.

Selanjutnya, voting untuk sesuatu yang dilarang (haram) dalam syari’ah, maka tidak dibolehkan. Sebagai contoh, dilarang bagi Muslim untuk mengucapkan, “Manakah yang harus kita minum orange juice atau vodka? Mari kita voting!” atau, “Dengan apa seharusnya kita hidup, dengan Syari’ah atau demokrasi?”

Lebih lanjut, kita seharusnya tidak naïf dan berfikir bahwa pernyataan, “Voting adalah perbuatan Murtad” condong pada voting dalam pengertiannya secara umum; itu dalam konteks bagi seseorang yang ingin membuat hukum dan menjadi seorang anggota dalam pemerintahan yang tidak Islami.

Voting dengan pengertian ini tidak dapat disangkal dan diragukan lagi hukumnya, yakni terlarang (haram) dalam Islam. Faktanya, jika diteliti lebih dalam lagi maka itu “syirik”. Ini karena pekerjaan dari seorang anggota parlemen adalah membuat hukum. Sebagai seorang Muslim, kita beriman bahwa yang menetapkan hukum adalah hak Allah Swt., semata, Dia adalah Al-Hakam. Selanjutnya, voting pada seorang anggota parlemen adalah sebuah perbuatan syirik karena itu sama saja dengan memberikan atau mengambil hak Tuhan (membuat hukum) kepada manusia.

Voting untuk anggota dewan juga terlarang sebagaimana tugas mereka (1) perwakilan partai-partai non-Islam dan (2) kebenyakan terlibat dalam pembuatan hukum.

Allah Swt., telah memerintahkan kita untuk menolak Tuhan-tuhan palsu yang menjadikan orang-orang sebagai sekutuNya, tidak untuk voting kepada mereka.

Demokrasi Pasti Mati! Drama Konyol Pesta Demokrasi 2009



Tahun ini, tepatnya pada April 2009, rakyat Indonesia akan di undang dalam sebuah pesta yang diselenggarakan Pemerintah namun ternyata membuat mereka muntah. Undangan yang hanya membuang-buang energi, pikiran, uang dan merusak keindahan negeri ini.

Dalam pemilihan kali ini ada sedikit perbedaan.Selain tentunya semakin banyaknya para pesakitan yang mengingkan gemerlapnya kekuasaan dan jabatan, kini para caleg dipersempit lagi menjadi dapil (daerah pemilihan). Dengan adanya pemilihan tingkat dapil, maka caleg pun akan menjadi banyak jumlahnya. Bila di tahun sebelumnya hanya tingkat provinsi.

Alasan pemilihan aleg dari tingkat dapil karena katanya, pemilihan aleg dari tingkat provinsi tidak representatif dengan provinsi tersebut. Karena, aleg yang ada tidak mewakili suara rakyat di provinsinya yang menjadi daerahnya. Wajar saja, boro-boro mau tau kondisi n aspirasi rakyatnya, wong para aleg-aleg itu saja tidak berasal dari daerahnya. Tinggalnye dimane, eh jadi caleg di tempat mane.

Sebenarnya, pemilihan aleg dari tingkat dapil adalah lebih condong kepada politik bagi-bagi kekuasaan. Sama halnya dengan otonomi khusus. Seperti munculnya provinsi Tangerang Selatan beberapa waktu lalu. Yang belakangan ini, heboh tragedi Tapanuli Utara. Sampai-sampai Ketua DPRD-nya meninggal karena tuntutan untuk meminta otonomi khusus.

Yang lebih menggelikan dan menyayat hati dari semua ini adalah, partai-partai yang jumlahnya banyak itu tentunya juga membutuhkan banyak caleg. Apalagi syarat caleg perempuan kuotanya minimal 30%.

Dimana sih Guh hal yang menggelikan dan menyayat hati? Yaitu di banyaknya kebutuhan caleg tidak sesuai dengan jumlah kader yang dimiliki partai-partai tersebut. Kalau pun ada tapi tak berdaya guna, tidak berkualitas githu. Walhasil, dicari deh caleg dari mana-mana. Ada tukang parkir, pengamen, tukang jus, tukang cuci motor, tukang servis payung, tukang sate, tukang ketik, bahkan konyolnya ada partai yang membuka 'lowongan' menjadi caleg di koran.

Maaf, bukannya saya ingin merendahkan bapak-bapak n ibu-ibu yang berprofesi seperti di atas. Siapa pun layak mewakili rakyat asalkan dia mampu. Yang menjadi persoalan adalah, cara yang digunakan partai-partai peserta pemilu untuk menjadikan anda sebagai caleg sungguh sangat tidak mencerminkan mereka itu sebagai kaum terpelajar dan intelektual, lebih tepatnya ASAL-ASALAN. Dan pastinya anda-anda sekalian yang terhormat hanya akan dijadikan alat untuk mencapai tujuan-tujuan busuk partai laknat tersebut.

Sungguh, walau pun para caleg dan aleg yang terpilih dari kalangan terpelajar, ANE TETEP GAK AKAN RELA sampai berlakunya Hukum Islam!

Selama hukum di negara ini tidak menggunakan hukum dari Qur-an dan Sunnah, sampai kapan pun ane gak akan rela dengan pemerintahan di negeri ini! Walau pun nantinya negeri ini makmur (makmur semu, -red), BBM murah, sembako murah, pendidikan gratis, dan hayalan-hayalan fatamorgana lainnya di luar rahmat ALLAH.

Yeah,
DEMOKRASI PASTI MATI!

SYARI'AT ISLAM HARGA MATI!

Senin, 16 Maret 2009

Orang Beragama Lebih Tenang Hadapi Stres

Penelitian menunjukkan, otak orang yang beragama berbeda dengan yang tidak. Otak orang yang relijius jauh lebih tenang

Hidayatullah.com—Otak orang-orang yang relijius terbukti lebih tenang bila menghadapi situasi yang tidak pasti dan memiliki tingkat stres yang lebih rendah saat mengalami kesalahan ketimbang orang-orang yang tidak mempercayai agama. Ini kesimpulan sebuah studi di Kanada yang mempelajari hubungan antara penganut agama dan aktivitas otak.

"Orang-orang relijius atau mereka yang percaya pada Tuhan terbukti memiliki tingkat stres atau kecemasan yang lebih rendah setelah melakukan kesalahan," ujar Michael Inzlicht, profesor psikologi University of Toronto.

Studi ini melibatkan kelompok kecil orang-orang yang percaya pada Tuhan dan tidak percaya dari berbagai latar belakang agama, termasuk umat Islam, Kristen, Hindu, dan Budha.

Para peserta diminta untuk mengisi kuesioner agama tentang keyakinan mereka terhadap Tuhan dan tingkat keimanan mereka. Lalu, mereka diminta untuk mengerjakan tugas Stroop, sebuah tes psikologi yang mengukur waktu reaksi selama menjalankan berbagai tugas seperti mengenali warna dengan cepat.

Pada tubuh setiap responden dipasang elektroda yang mengukur aktivitas di wilayah otak yang disebut anterior cingulate cortex (ACC). ACC berfungsi untuk mengendalikan emosi dan membantu orang untuk memodifikasi perilaku saat mengalami sebuah kejadian yang memicu kecemasan seperti saat melakukan kesalahan.

"Bagian ini akan terganggu saat Anda melakukan kesalahan atau dihadapkan pada situasi dimana Anda tidak tahu apa yang harus dilakukan," jelas Inzlicht.

Penelitian menunjukkan aktivitas ACC pada orang yang relijius lebih rendah bila dibandingkan pada mereka yang tidak percaya pada Tuhan. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak terlalu cemas saat melakukan kesalahan selama tes.

Semakin kuat tingkat keimanan dan keyakinan pada Tuhan, semakin rendah aktivitas ACC sebagai respons atas kesalahan yang mereka lakukan sendiri.

Ini menunjukkan adanya korelasi antara keyakinan agama dan aktivitas otak. Namun begitu, para ahli masih belum mengetahui alasan yang tepat. Sekalipun peneliti menduga bahwa orang-orang yang relijius memiliki tujuan yang lebih besar ketimbang diri mereka sendiri khususnya kehidupan setelah kematian.

Taliban Memenggal Tiga Orang Pengkhianat di Bajuar

BAJUAR (Arrahmah.com) - Taliban menembak mati dan memenggal tiga orang pengkhianat di distrik Bajuar di barat laut Pakistan.

Berdasarkan statsiun televisi lokal, warga menemukan badan tanpa kepala dibuang di Charmang, wilayah pertahanan Taliban di distrik Bajuar.

Menurut warga, Taliban menculik tiga orang itu karena ketiga orang itu adalah pendukung pemerintah boneka Pakistan dalam memerangi perjuangan Taliban.

Pemerintah setempat Muhammad Jamil Khan mengindentifikasi salah satu korban yang merupakan kepala suku setempat dan mengkonfirmasikan kematiannya.

Taliban hanya menangkap dan membunuh orang-orang yang memata-matai mereka untuk pasukan US dan pemerintah boneka Pakistan, yang selalu berusaha mengakhiri perjuangan para mujahidin Taliban di perbatasan antara Afghanistan dan Pakistan. (Althaf/arrahmah/ptv)

Minggu, 15 Maret 2009

Syeikh Usama Kembali Serukan Pembebasan Palestina

Posted : Ahad, 15-03-2009 | 14:20:54 WIB


Syeikh Usamah bin Ladin, pemimpin kelompok pejuang Al Qaeda dalam sebuah rekaman yang diterima oleh Al Jazeera mengatakan bahwa beberapa pemimpin Arab terlibat "persekongkolan" dengan Israel selama serangan Israel atas Gaza.

Syeikh Usamah mengatakan dalam kaset yang disiarkan hari Sabtu (14/3) bahwa para pemimpin tersebut adalah orang-orang "munafik" dan pembebasan AL Quds membutuhkan "kejujuran" pemimpin Arab untuk berjuang dalam pembebasan bangsa Arab.

"Sudah jelas bahwa beberapa pemimpin Arab terlibat persekongkolan dengan persekutuan Salibis dan Zionis untuk memerangi rakyat kita. Mereka itu adalah para pemimpin yang Amerika sebut sebagai moderat," jelasnya.

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pembantaian yang terjadi di Gaza adalah suatu tragedi. Dibutuhkan suatu pengabdian dari para Ulama di seluruh dunia Islam untuk membentuk suatu badan penasihat, bukan kepemimpinan yang dibentuk oleh orang-orang "munafik" tersebut.

Pemimpin Al Qaeda tersebut juga meminta dukungan kepada para mujahidin di Irak dan mengatakan bahwa para pejuang akan segera memasuki Yordania untuk membebaskan Palestina.

Rekaman suara Syeikh Usamah ini adalah kali kedua selama dua bulan ini dan difokuskan mengenai permasalahan Gaza.
(muslimdaily.net/rmd/aljzr)

Di Belanda Menghina Islam Bukan Pelanggaran Hukum

enghina Islam Bukan Pelanggaran Hukum

Demikian Vonis Mahkamah Agung Belanda

Penghinaan terhadap Islam, bukan berarti juga sekaligus penghinaan pada kaum muslimin. Demikian pendapat lembaga pengadilan tertinggi Belanda. Selasa lalu, Mahkamah Agung Belanda memvonis bebas seorang pria, yang menamakan Islam suatu 'tumor'. Vonis MA Belanda ini akan berdampak pada proses pengadilan Geert Wilders.

"Hentikan tumor yang bernama Islam ini", tulis M.B. pada suatu poster yang ia tempelkan di jendela rumahnya di Valkenswaard, pada tahun 2004. Setahun kemudian, ia mendapat hukuman percobaan, dua pekan penjara.

Vonis Pengadilan Tinggi
Karena menamakan Islam tumor, dengan demikian M.B. menyatakan hal ini berkaitan dengan sesuatu yang harus segera diberantas. "Dengan begitu ia menghina Islam, dan kaum muslimin", demikian vonis Pengadilan Tinggi, pada tahun 2005.

Vonis tersebut kini masuk keranjang sampah. Kini MA Belanda memutuskan, menghina agama bukan suatu pelanggaran hukum. Juga bukan penghinaan, bila dilakukan sedemikian rupa, sehingga melukai perasaan keagamaan penganut agama tersebut.

Bahwa poster M.B. menyinggung perasaan sekelompok warga muslimin, tidak berarti juga menyinggung warga muslim secara keseluruhan, kata MA Belanda. Menurut MA Belanda, tentu saja pernyataan tersebut mengacu pada suatu kelompok masyarakat tertentu. Yang menganut agama berbeda dari beberapa kelompok masyarakat lainnya.

Pengadilan Geert Wilders
Jelas, vonis ini akan mempengaruhi proses pengadilan politikus anti-Islam, Geert Wilders, yang akan digelar di Amsterdam. Geert Wilders, yang kini jadi terkenal di seluruh dunia, akan diadili sehubungan dengan berbagai pernyataannya mengenai Islam dan kaum muslimin.

Menurut Kejaksaan Amsterdam, Geert Wilders mendiskriminasi semua kaum muslimin, karena menyamakan ajaran Islam dengan Nazisme, dan Al Qur'an dengan Mein Kampf, tulisan Adolf Hitler. Pihak kejaksaan menilai, dari berbagai pernyataan terbuka Geert Wilders, tampak jelas bahwa yang ia maksud para pemeluk agama Islam.

Yurisprudensi
Dengan terbitnya vonis MA Belanda ini, nanti pengadilan di Amsterdam harus bisa membuktikan bahwa semua pernyataan Geert Wilders memang benar-benar mengacu pada pemeluk agama Islam secara keseluruhan.

Atas dasar vonis MA Belanda ini, masih belum bisa dipastikan bagaimana kelanjutan proses pengadilan Geert Wilders nanti. Penghinaan pada sekelompok orang, hanya merupakan salahsatu butir tuduhan. Anggota parlemen Belanda ini juga didakwa menyebar kebencian dan melakukan diskriminasi. Sedang proses pengadilan M.B. hanya menyangkut penghinaan sekelompok orang, atas dasar agama, atau kepercayaan mereka.

Kapan persisnya sidang pengadilan Geert Wilders berlangsung, masih belum diketahui.

Kalau Islam sudah menjadi bahan hinaan begini, apakah kaum Muslimin akan diam saja??? [muslimdaily.net/fais/rnl]

Pentagon Kembangkan Balon Udara Militer Canggih

Posted : Sabtu, 14-03-2009 | 16:20:54 WIB


Pentagon berencana membelanjakan 400 juta dolar untuk mengembangkan balon udara raksasa yang mampu terbang di atas ketinggian 65,000 kaki, Kamis 12 Maret.

Pesawat raksasa itu juga akan dibekali dengan radar yang dapat mengawasi pesawat, kendaraan dan manusia yang ada di bawahnya.

Menurut beberapa laporan, pesawat dengan panjang 450 kaki tersebut bisa memonitor pergerakan kecil dalam sebuah area yang luas, sehingga sangat cocok ditempatkan di daerah konflik.

Proyek ini merefleksikan perubahan perencanaan di Pentagon di bawah kendali Menhan Robert Gates, yang menginginkan tentara penajajah AS memiliki kemampuan lebih sehingga dapat memenangkan perlawanan. Selama ini, terutama di Afghanistan dan Irak, tentara AS mengalami kekalahan yang jelas dari para mujahidin yang tidak selengkap tentara AS dalam persenjataan.

Menurut harian LATimes, sangat tidak mungkin AS bisa menang jika sarana pengawasannya tidak canggih.

Dengan ketinggian 65,000 kaki tentunya pesawat tersebut sulit untuk dapat dilihat, sehingga dalam melampaui batas perjanjian militer dengan negara manapun.

Balon udara raksasa ini akan diisi dengan helium, dan dilengkapi panel surya untuk mengisi bahan bakar hidrogennya.

(muslimdaily.net/rmd/latms)

Rabu, 11 Maret 2009

Propaganda ”Lintas Agama” yang Kian Canggih

Huntington tampaknya tidak bohong dalam hal yang satu ini. Bahwa, setelah peristiwaAdian husaini 11 September 2001, AS sangat serius dalam ”menggarap” Islam. Dalam bukunya, Who Are We?: The Challenges to America’s National Identity” (New York: Simon&Schuster, 2004), Huntington menulis: “The rhetoric of America’s ideological war with militant communism has been transferred to its religious and cultural war with militant Islam.” Jadi, menurut Huntington, perang ideologis AS dengan kaum komunis militan, kini telah digantikan dengan perang agama dan perang budaya dengan Islam militan.

Meskipun secara formal, banyak pejabat AS yang menyangkal kebenaran pendapat Huntington, tetapi fakta di lapangan menunjukkan, memang kebijakan luar negeri AS kini banyak diarahkan pada upaya ”penjinakan Islam”. Dalam sejarah kolonialisme dan orientalisme, ini memang bukan hal yang baru. Di Indonesia, upaya untuk menciptakan kelompok yang ”ter-Barat-kan” di kalangan kaum pribumi, telah dilakukan oleh penjajah Belanda. Kelompok inilah yang secara aktif membendung aspirasi Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dengan cara ini, tentu ”sang Tuan” tidak perlu capek-capek lagi menghadapi umat Islam.

Kini, di era imperialisme modern, tampak program keagamaan AS semakin jauh memasuki area-area yang sangat personal dari kaum Muslim, yakni urusan pemahaman dan keyakinan agamanya. Seriusnya AS dalam pengembangan dan penyebaran Pluralisme Agama di Indonesia bisa menjadi salah satu indikator penting, bagaimana seriusnya program penggerusan keyakinan umat beragama, khususnya Islam.

Untuk menyimak usaha tersebut, simaklah aktivitas salah satu pusat kegiatan penyebaran paham lintas agama yang bernama Center for Religious and Cross Cultural Studies (CRCS) di UGM Yogyakarta. Program ini diakui sebagai bagian dari misi diplomatik AS di Indonesia. Ini bisa dibaca pada Laporan Kebebasan Beragama tahun 2007 yang dibuat oleh Keduataan AS di Jakarta. [http://www.usembassyjakarta.org/bhs/Laporan/Laporan_Kebebasan_Beragama_2007):

”Misi diplomatik AS terus mendanai Pusat Studi Agama dan Lintas Budaya (CRCS) di Universitas Gajah Mada Yogyakarta. CRCS bekerja bersama Radio Republik Indonesia dalam pembuatan acara bincang-bincang dua bulanan yang mengangkat masalah kebebasan beragama, toleransi, dan demokrasi. Selain siaran radio langsung, program tersebut ditayangkan di TVRI Yogyakarta, yang memungkinkan dilakukannya penyebaran ide-ide ini kepada masyarakat di Yogyakarta dan daerah sekitar di Jawa Tengah. Isi program tersebut diterbitkan dalam surat kabar setempat… Misi diplomatik AS juga mendukung program seminar kampus yang bertujuan memperkuatkan pendukung pluralisme di kampus-kampus Islam dan menguatkan pemahaman tentang kebebasan beragama, toleransi, pluralisme, dan kesetaraan jender. Diskusi-diskusi publik diadakan di beberapa kampus di Jakarta, Serang, Rangkasbitung, Yogayakrta, Surabaya, Mataram, dan Medan bekerjasama dengan berbagai universitas Islam dan universitas negeri seperti Universitas Gajah Mada dan Universitas Sumatera Utara. Lebih dari 1.500 pelajar dengan berbagai latar belakang dan 50 pembicara nasional dan daerah dilibatkan dalam diskusi-diskusi tersebut.”

Begitulah program keislaman AS. Adalah menarik, bahwa sebagai satu program studi agama tingkat S-2 di UGM, CRCS juga aktif menyebarkan paham-pahamnya ke tengah masyarakat. Melihat berbagai aktivitasnya, tampak CRCS bukan sekedar lembaga studi biasa. Dia mempunyai misi besar merombak pemikiran keagamaan masyarakat Indonesia, khususnya kaum Muslim, sehingga sejalan dengan pemahaman yang dikehendaki oleh sang pemilik dana.

Sebagai contoh, dalam rangka menjalankan misinya tersebut, pada 19 Februari 2009 lalu, CRCS menggelar acara bedah buku berjudul When Mystic Masters Meet: Paradigma Baru dalam Relasi Umat Kristiani-Muslim karya Dr. Syafa’atun Almirzanah, dosen UIN Yogyakarta. Buku ini merupakan disertasi doktor penulis di Chicago University. Karena dianggap begitu penting dalam penyebaran paham Pluralisme Agama di Indonesia, maka acara bedah buku semacam ini juga diselenggarakan di berbagai kota.

Buku ini memang tampak canggih. Maklum, selain penulisnya maraih gelar Doctor of Philosophy (Ph.D.) di Chicago University, ia juga meraih gelar Doctor of Ministry (D.Min) di Catholic Theological Union of Chicago. Ia membandingkan pemikiran dua pemikir terkenal dalam sejarah Islam dan Katolik, yaitu Ibn Arabi dengan Meister Eckhart. Tapi, jika ditelaah dengan cermat, perspektif yang digunakan dalam penulisan buku ini adalah filsafat perenial dan gagasan Kesatuan Transendensi Agama-agama (Trancendent Unity of Religion). Penulisnya menolak pemahaman kaum Muslimin pada umumnya, bahwa agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw berfungsi menghapus (abrogate) agama-agama wahyu sebelumnya. Ditulis dalam bukunya:

”Kebanyakan pemahaman Muslim kontemporer mengenai keanekaragaman agama berdasar pada ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan tradisi agama-agama selain Islam. Berbeda dengan kebanyakan Muslim lain yang percaya bahwa ayat-ayat eksklusif tertentu dalam Al-Quran menghapus (naskh) ayat-ayat inklusif tertentu di dalamnya – sehingga mempunyai kesimpulan yang menegaskan bahwa Islam menghapus agama-agama yang ada sebelumnya – Ibn Arabi tidak mempunyai kesimpulan yang demikian.”

Seperti dilakukan oleh sejumlah kaum liberal di Indonesia, penulis buku ini juga tampak mencari legitimasi bagi paham Pluralisme Agama pada pemikiran dan sosok klasik dalam Islam. Dalam buku ini, yang dijadikan sebagai sasaran adalah sosok Ibn Arabi (w. 638 H/ 1240 M), yang memang sejumlah pemikirannya menjadi kontroversi di kalangan para ulama. Oleh kaum liberal, sosok Ibn Arabi dipaksakan sebagai sosok yang mendukung gagasan pebenaran semua agama dan menolak konsep Islam sebagai agama yang menghapus agama-agama Nabi sebelumnya.

Dr. Syafa’atun Almirzanah, penulis buku ini, memang dikenal sebagai aktivis Interfidei, salah satu organisasi lintas agama di Yogyakarta. Tampaknya, visinya sebagai aktivis lintas agama, mendorongnya untuk mengais-ngais khazanah klasik – dalam tradisi Islam dan Katolik – sebagai bahan legitimasi adanya “titik temu” pada level esoteris antar berbagai agama. Dalam bukunya, ia menjadikan sejumlah karya William C. Chittick, seperti Imaginal World: Ibn al-‘Arabi and the Problem of Religious Diversity, sebagai kacamata dalam melihat konsep agama-agama Ibn Arabi.

Padahal, “kaca mata” Chittick itulah yang bermasalah. Chittick sudah berasumsi, Ibn Arabi adalah sosok yang mengakui validitas semua agama. Dr. Syamsuddin Arif, dalam bukunya, Orientalis dan Diabolisme Pemikiran (Jakarta: GIP, 2008), sudah memberikan koreksi terhadap Chittick dalam menjelaskan konsep agama Ibn Arabi. Tanpa menafikan sisi kontroversial Ibn Arabi sendiri, tokoh sufi ini pun tetap menegaskan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang sah di dalam pandangan Allah SWT. Setelah Nabi Muhammad saw diutus, maka pengikut agama-agama para Nabi sebelumnya, wajib beriman kepada Nabi Muhammad saw dan mengikuti syariatnya. Sebab, dengan kedatangan sang Nabi terakhir, maka syariat agama-agama sebelumnya otomatis tidak berlaku lagi. Fa inna syari‘ata Muhammadin shallallahu alayhi wa sallama nasikhah,” tulis Ibn Arabi.

Dr. Mohd. Sani bin Badrun, salah seorang cendekiawan alumnus ISTAC-IIUM Kuala Lumpur, selama belasan tahun telah meneliti konsep-konsep keagamaan dan konsep Tuhan Ibn Arabi. Dia menulis tesis master dan disertasi doktor tentang Ibn Arabi. Tahun 1998, dia menyelesaikan tesis masternya berjudul “Ibn al-‘Arabi’s Conception of Religion”. Ibn Arabi berpendapat, bahwa syariat para Nabi terikat dengan periode tertentu, yang akhirnya terhapuskan oleh syariat Nabi sesudahnya. Hanya Al-Quran, menurutnya, yang tidak terhapuskan. Bahkan Al-Quran menghapuskan syariat yang diajarkan oleh Kitab-kitab sebelumnya. Karena itu, syariat yang berlaku bagi masyarakat, adalah syariat yang dibawa oleh Nabi terakhir.

Salah satu kesimpulan penting dari teori agama-agama Ibn Arabi yang diteliti oleh Dr. Mohd. Sani bin Badrun adalah: “Kaum Yahudi wajib mengimani kenabian Isa a.s. dan Muhammad saw. Kaum Kristen juga wajib beriman kepada kenabian Muhammad saw dan Al-Quran. Jika mereka menolaknya, maka mereka menjadi kafir.” Bahkan, Ibn Arabi pun berpendapat, para pemuka Yahudi dan Kristen sebenarnya telah mengetahui kebenaran Muhammad saw, tetapi mereka tidak mau mengimaninya karena berbagai faktor, seperti karena kesombongan dan kedengkian.

Fakta-fakta pendapat Ibn Arabi seperti ini sama sekali tidak muncul dalam disertasi doktor yang dipuji-puji oleh Dr. Haidar Bagir, sebagai karya yang sangat akademis, mendalam dan memikat, dan merupakan sumbangan yang tak ternilai bagi dialog antaragama. Bahkan, rektor UIN Jakarta, Prof. Komaruddin Hidayat, menulis: “Buku ini hadir tepat waktu dan penulis dengan sangat brilian menghadirkan dua ikon pemikir mistik Barat dan Timur, Kristen dan Muslim, saat agama diseret-seret dalam konflik perebutan hegemoni politik dan ekonomi sehingga wajah agama menjadi bengis.”

Kita bisa membandingkan kedalaman bahasan antara tesis Dr. Mohd. Sani Badrun dengan karya Dr. Syafaatun yang banyak merujuk sumber-sumber sekunder, terutama pada karya-karya William Chittick. Sama dengan Chittick, Syafaatun juga memaksakan visi Pluralisme dan Inklusifnya dalam memandang karya Ibn Arabi. Sebagai contoh, kutipan dari Kitab Futuhat Makkiyah yang diambil dari buku Chittick berikut ini:

”Semua agama wahyu (shara’i) adalah cahaya. Di antara agama-agama ini, agama yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad adalah seperti cahaya matahari di antara cahaya bintang-bintang lain. Ketika matahari muncul, cahaya bintang-bintang lain akan tersembunyi dan cahaya tercakup dalam cahaya matahari. Kondisi sebagai tersembunyi adalah seperti penghapusan agama-agama lain dengan hadirnya agama yang diwahyukan kepada Muhammad. Sekalipun demikian, hal itu sebenarnya tetap eksis, sebagaimana eksisnya cahaya bintang. Hal ini menjelaskan mengapa dalam agama inklusif kita diwajibkan untuk percaya pada kebenaran semua rasul dan semua agama yang diwahyukan. Semua agama tersebut tidak menjadi tertolak (batil) dengan adanya penghapusan (nasakh) – Itu adalah pendapat orang bodoh.”

Dalam bukunya, Imaginal World: Ibn al-‘Arabi and the Problem of Religious Diversity, Chittick memang menulis, “The Syaykh sometimes criticizes specific distortion or misunderstanding in the Koranic vein, but he does not draw the conclusion that many Muslims have drawn – that the coming of Islam abrogated (naskh) previous revealed religions. Rather, he says, Islam is like the sun and other religions like the stars…Concerning abrogation, the Syaykh writes, “All the revealed religions (sharāi’) are lights. Among these religions, the revealed religion of Muhammad is like the light of the sun among lights of the stars…”

Jadi, kesimpulan penulis buku When Mystic Masters Meet, bahwa Islam tidak menghapus agama-agama sebelumnya, memang diambil dari buku Chittick, dan bukan pemahaman langsung dari karya-karya Ibn Arabi sendiri. Cendekiawan Muslim terkenal asal Eropa, Noh Ha Mim Keller, juga pernah secara khusus mengkritisi cara pengutipan dan pemahaman karya Ibn Arabi oleh Chittick. Ia membuat terjemah yang lebih tepat terhadap bagian Futuhat yang dikutip Chittick: “The religious law (sharāi’) are all lights, and the law of Muhammad (Allah bless him and given him peace) among these lights is as the sun’s light among the light of the stars: if the sun comes out, the light of the stars are no longer seen and their lights are absorbed into the light of the sun: the disappearance of their light resembles what, of religious laws, has been abrogated (nusikha) by his law… if the prophetic messengers had been alive in his time, they would have followed him just as their religious laws have followed his law” (dikutip dari tesis Dr. Mohd Sani bin Badrun).

Jadi, di sini, sebenarnya Ibn Arabi bicara tentang syariat para Nabi sebelum Nabi Muhammad saw. Bukan tentang agama wahyu secara keseluruhan. Tampak jelas, bagaimana ketidakakuratan kutipan Chittick yang kemudian juga diikuti oleh Syafaatun. Padahal, kalimat terakhir pada kutipan di atas bermakna: “andaikata para nabi hidup di zaman Nabi Muhammad saw, mereka akan mengikuti Nabi Muhammad sebagaimana hukum-hukum agama mereka juga mengikuti hukum yang dibawa Nabi Muhammad.” Ini maknanya, ada abrogasi (penghapusan) dalam soal hukum. Tetapi tidak dalam soal aqidah, karena semua Nabi sama-sama mengajarkan Tauhid.

Bahkan, hasil penelitian Dr. Sani pun menunjukkan, menurut Ibn Arabi, agama apa pun yang masih eksis, yang tidak mengimani kenabian Muhammad saw, maka tidak dapat dikatakan sebagai “agama wahyu” (revealed religion). Ia juga memberikan kritik keras terhadap kaum Yahudi yang menuduh Maryam tidak suci dan Yesus sebagai anak zina. Ibn Arabi juga mengkritik keras paham trinitas kaum Kristen dan berbagai penyimpangan yang telah terjadi dalam kitab-kitab sebelum Al-Quran.

Adalah menarik menelusuri upaya sistematis dalam pembacaan karya-karya Ibn Arabi yang dilakukan oleh kaum Transendentalis. Menurut aliran ini, kaum Muslim dibagi menjadi dua: eksklusifis dan inklusifis. Yang terakhir, mengakui adanya kesatuan esoteris (dimensi batin) pada semua agama. Kaum sufi, menurut mereka, adalah kaum inklusifis. Kesalahan awal tentang ini muncul dari hasil penelitian tentang Ibn Arabi yang dilakukan Abu al-A’la al-Afidi, yang menyimpulkan bahwa agama Ibn Arabi adalah “agama universal” bukan Islam dalam bentuknya yang khusus.

Upaya memasukkan Ibn Arabi ke dalam barisan Transendentalis kemudian datang dari para pengkaji kesufian dari Barat, seperti Renė Guėnon (d. 1951), Ananda Coomaraswamy (d. 1947), Titus Burckhard, Marco Pallis, Martin Lings, dan khususnya Frithof Schuon (lahir 1907). Tetapi, menurut Dr. Sani, kekacauan terbesar soal pemikiran keagamaan Ibn Arabi muncul dari karya William Chittick, Imaginal World: Ibn al-‘Arabi and the Problem of Religious Diversity. Banyak yang kemudian mengikuti secara membabi buta cara pembacaan Chittick terhadap Ibn Arabi.

Kasus disertasi doktor dosen UIN Yogya – yang disebarluaskan oleh berbagai institusi pendukung Pluralisme Agama -- ini lagi-lagi membuktikan adanya upaya yang sistematis dan sungguh-sungguh untuk merusak pemikiran kaum Muslim Indonesia. Mungkin penulisnya memang khilaf, tidak tahu, bahwa yang ditulisnya adalah salah. Setelah diberitahu, seyogyanya, dia menyadari kekeliruannya. Mungkin dia memang sengaja untuk melakukan hal itu, dan mendorong manusia untuk mengikuti jalan pikiran dan aktivitasnya. Allah Maha Tahu akan niat dan tujuan perbuatan tiap orang.

Kita kadang terheran-heran dengan kaum Pluralis. Mereka sering mengecam orang-orang yang meyakini kebenaran agamanya sendiri. Tapi, kita sering melihat, mereka pun begitu ngotot dengan pendapatnya sendiri, menutup rapat-rapat mata dan telinga dari berbagai kritik, dan kemudian bahkan memaksa orang lain untuk mengikutinya. (Jakarta, 6 Maret 2009/www.hidayatullah.com]

Kapolda Beri Hak Jilbab, Media Asing dan Kaum Liberal Meradang

Himbauan Kapolda Jawa Timur soal polwan yang boleh berjilbab disambut gembira. Yang meradang malah media asing dan aktifis liberal

Hidayatullah.com--Kalau ini benar-benar dilaksanakan, maka, Anda akan melihat perobahan yangAdriana Venny mencolok mata di Jawa Timur. Para polisi perempuan atau Polwan nya akan mengenakan jilbab,” demikian kutip Radio Nederlands.

Sebagaimana diketahui, radio asing ini menanggapi agak sinis himbauan Kapolda Jawa Timur Brigjend. Pol. Anton Bachrul Alam yang meminta para polisi wanita muslimah (polwan) di jajarannya bisa mengenakan jilbab selama bertugas. Imbauan bernuansa agamis ini dikeluarkan Kapolda sejak dua minggu saat menjabat di Jawa Timur (Jatim).

“Ini peristiwa terbaru menyangkut upaya islamisasi atau pengislaman Indonesia dengan berbagai cara,” demikian tuduh radio asing ini.

Tuduhan serupa juga disampaikan aktivis perempuan yang juga aktivis liberal. “Dengan himbauan memakai kerudung itu, sebenarnya ada power di situ.. jadi polisi perempuan ini kemudian menjadi tidak bebas lagi apakah dia boleh memakai kerudung atau tidak,” ujar Adriana Venny, Direktur Eksekutif Yayasan Jurnal Perempuan.

Benarkah demikian? Tuduhan ini ditepis Humas Polda Jatim, Puji Astuti. “Mayoritas masyarakat Jawa Timur ini kan Muslim. Kemudian Kapolda menghimbau Polwan boleh berjilbab. Sifatnya bukan instruksi atau perintah. Jadi kalaupun Polwan itu memakai jilbab, semata-mata itu karena kesadarannya diri sendiri, bahwa seorang Muslimah punya kewajiban untuk menutup auratnya, “ ujarnya.

Polwan Berjilbab di Aceh“Kita ini adalah pelayan masyarakat. Lalu ..yang dilayani adalah mayoritas Muslim di Jawa Timur. Kemudian kalau ada himbauan itu (berjilbab) gak ada masalah, toh di luar jam dinas kami (juga termasuk saya) sudah pakai jilbab. Tidak ada paksaan seperti itu, “ tambah Puji.

Bahkan menurut Pudji, langkah ini sudah mendapat izin dari Markas Besar (Mabes) Kepolisian RI di Jakarta. "Ke depan, mengenakan jilbab dan kegiatan ibadah seperti shalat berjamaah dan membaca Quran menjadi kesadaran. Bukan paksaan," kata Pudji.

Lha menariknya, di tengah gerakan Kapolda Jatim untuk menjadikan anak buah dan staf nya berakhlak baik, justru yang rebut malah media asing dan kaum liberal. [cha, berbagai sumber/www.hidayatullah.com]

Senin, 09 Maret 2009

Pengakuan Mantan Penembak Jitu Israel

Operasi pembunuhan yang mengincar 2 anggota pejuang Hamas itu akhirnya menewaskan 2 orang Palestina yang tak berdosa

Hidayatullah.com--Awal bulan Maret ini, The Independent, surat kabar di Inggris - menampilkan Sniper Zionis Israeltulisan hasil wawancara yang berisi pengakuan seorang mantan anggota skuad pembunuh Israel, yang juga memberikan kesaksiannya kepada organisasi bekas anggota tentara Israel, Breaking the Silence.

Mantan penembak jitu ini, sebut saja namanya J, untuk pertama kalinya bercerita tentang sebuah operasi pada tahun 2000 ketika Intifada dimulai. Yang meninggalkan luka psikologis dalam sehingga sampai saat ini ia tidak berani bercerita kepada orangtuanya bahwa ia terlibat dalam sebuah operasi pembunuhan.

Operasi pembunuhan yang mengincar 2 anggota Hamas itu akhirnya juga menewaskan 2 orang Palestina yang tak berdosa.

Ia tidak berani menampilkan identitasnya sebab secara teori berdasarkan hukum internasional ia dapat dituntut atas operasi pembunuhan itu. Usia J sekitar 30 tahunan. Berasal dari keluarga harmonis dan sekarang tinggal di Tel Aviv sebagi warga sipil. Ia seorang yang cerdas, jelas ketika berbicara dan memiliki ingatan yang kuat hingga hal-hal detil. Ia sangat berhati-hati ketika mengakui bahwa mungkin ada beberapa hal lain yang ia tidak ingat dengan baik.

Di bawah ini kisahnya;

J mantan penembak jitu ini menceritakan bahwa ia dan anggota kesatuan khususnya dilatih untuk membunuh. Namun, kemudian dikatakan operasi itu berubah menjadi operasi penangkapan. Mereka hanya akan menembak jika orang yang menjadi target operasi mempunyai senjata di mobilnya.

"Ketika itu kami sangat terkejut karena operasi itu hanya sebuah operasi penangkapan. Padahal kami ingin membunuh," katanya. Kesatuan khusus itu kemudian menuju Selatan Gaza dan mengambil posisi. Hari itu adalah tanggal 22 November 2000.

Target utamanya adalah pejuang Palestina yang bernama Jamal Abdel Razeq. Ia duduk di kursi penumpang dalam sebuah mobil Hyundai hitam yang sedang melaju ke arah Utara menuju Khan Younis bersama dengan temannya, Awni Dhuhair. Keduanya tidak tahu bahwa ada sebuah perangkap yang sudah menunggu di persimpangan Morag. Daerah itu berada di jalan raya Salahuddin yang mengarah ke Utara-Selatan, melewati pemukiman Yahudi. Razeq sudah terbiasa melihat ada kendaraan APC (armoured personnel carrier) di pinggir jalan, tapi ia tidak mengetahui bahwa petugas yang biasanya berjaga sudah diganti dengan anggota kesatuan khusus angkatan udara Israel, termasuk di dalamnya paling sedikit 2 orang penembak jitu yang terlatih.

Bahkan sebelum Razeq meninggalkan rumahnya di Rafah pagi itu, Shin Bet - intelejen Israel - sudah memantau gerak geriknya dengan tingkat akurasi yang sangat tinggi. Yang dipermudah dengan adanya komunikasi telepon selular yang dilakukan Razeq dengan rekannya dan salah seorang pamannya. Orang yang ditugaskan untuk membunuh Razeq "sangat kagum" dengan begitu detailnya informasi yang disampaikan oleh pemimpin Shin Bet; berapa banyak gelas kopi yang ia minum, kapan ia akan berangkat, bahwa Razeq punya sopir dan menyimpan senjatanya di bagasi bukan di dalam mobil. "Dalam 20 menit kami tahu bahwa operasi penangkapan yang dilakukan akan berjalan mudah karena mereka tidak memiliki senjata di dalam mobil," kata J.

Tapi kemudian katanya, perintah tiba-tiba berubah. "Mereka mengatakan bahwa Razeq dalam satu menit ke depan akan datang. Dan kami diperintahkan untuk membunuhnya." J mengatakan sepertinya perintah itu keluar dari ruangan pengendali operasi yang telah disiapkan dan ada kesan bahwa semua pemimpin besar ada di sana, termasuk seorang brigadir jenderal.

Kedua orang Pejuang itu tidak mencurigai apapun hingga saat mereka mendekati persimpangan, bahkan ketika truk pengangkut milik IDF [tentara Israel] bergerak perlahan untuk memotong jalannya di persimpangan. Meraka sama sekali tidak tahu bahwa truk itu penuh dengan tentara Israel yang bersenjata lengkap yang sedang menunggu momen. Sementara itu sebuah kendaraan 4x4 bersiap di tepi jalan, berjaga-jaga jika "suatu kesalahan tak terduga" terjadi.

Dan memang akhirnya suatu kesalahan terjadi. Truk IDF itu terlalu cepat bergerak, dan akhirnya menghalangi tidak hanya mobil Hyundai hitam, tapi juga sebuah taxi Mercedes berwarna putih di depannya. Taxi itu membawa 2 penumpang, Sami Abu Laban 29 tahun seorang tukang roti dan Na'el Al Leddawi 22 tahun seorang mahasiswa. Mereka dalam perjalanan dari Rafah menuju Khan Younis untuk mencari mesin diesel yang langka untuk membakar oven-oven milik mereka.

Menjelang saat-saat kritis, J mengatakan bahwa tangannya mulai bergetar. "Saat itu saya menunggu datangnya mobil dan saya mulai kehilangan kontrol atas kaki saya. Saya memegang senjata M16 yang dilengkapi digicom [teropong khusus untuk penembak jitu]. Saat itu aneh rasanya. Saya merasa berkonsentrasi penuh. Kemudian hitungan mundur dimulai, kami mulai melihat mobil-mobil bergerak mendekat. Kami melihat ada 2 mobil yang mendekat, bukan satu. Mobil pertama jaraknya sangat dekat dengan mobil kedua. Kemudian truk mulai bergerak. Truk itu bergerak sedikit terlalu awal. Kemudian dua mobil tersebut berhenti. Semuanya berhenti. 2 detik kemudian terdengar perintah 'tembak'. Siapa yang memberi perintah dan kepada siapa? 'Dari komandan kesatuan...kepada semuanya. Semuanya dengar, tembak'."

Razeq yang menjadi target duduk di kursi penumpang, paling dekat jaraknya dengan APC. "Saya yakin melihatnya dengan sangat jelas. Saya mulai menembak. Semua orang mulai menembak. Kemudian saya kehilangan kontrol. Saya menembak lebih dari 1 atau 2 detik. Setelah kejadian saya menghitung, ada 11 peluru di kepalanya. Saya seharusnya cukup satu kali menembak. Hanya itu. Tapi saya menembak selama 5 detik. Kemudian saya melihat melalui teropong, terlihat hanya ada separuh kepalanya. Saya tidak punya alasan untuk meenmbakkan 11 peluru. Mungkin saat itu saya ketakutan, dan ingin menguasai keadaan, sehingga saya terus menembak," cerita J.

Sepanjang yang ia ingat, perintah menembak bukan hanya ditujukan kepada penembak jitu yang berada di APC.Ia tidak tahu, apakah tentara yang berada di truk menembak karena merasa ada yang menembaki mereka dari arah mobil-mobil itu. Tapi katanya, setelah ia berhenti menembak, keadaan tambah parah. Tembakan semakin gencar.

"Saya kira tentara yang berada di dalam truk mulai panik. Mereka terus menembak dan kemudian salah satu mobil itu mulai bergerak. Kemudian komandan berkata, 'berhenti, berhenti,berhenti, berhenti!' Baru beberapa detik kemudian tembakan benar-benar berhenti. Setelah itu saya melihat kedua mobil penuh dengan lubang bekas tembakan. Termasuk mobil pertama yang seharusnya tidak berada di sana."

Razeq dan Dhuhair tewas. begitu juga dengan Abu Laban dan Al Leddawi. Ajaibnya, sopir taxi Nahed Fuju, tidak terluka. J ingat hanya ada 4 mayat yang tergeletak.

"Saya sangat terkejut melihat mayat-mayat itu. Kelihatan seperti karung dan dikerubungi lalat. Kemudian mereka bertanya siapa yang menembak mobil pertama [taxi Mercedes], tak ada seorang pun yang menjawab. Saya kira semua orang bingung. Sudah sangat jelas bahwa situasinya menjadi kacau dan tak ada seorang pun yang mengakuinya. Namun, komandan tidak melakukan debriefing formal hingga kami kembali ke markas."

"Komandan memasuki ruangan dan berkata, 'Selamat. Kita mendapat telepon dari Perdana Menteri dan dari menteri Pertahanan serta Kepala Staf. Mereka semua memberi kita selamat. Misi kita berhasil dengan sempurna. Terima kasih'. Dan dari situ saya mengerti bahwa mereka sangat puas."

J mengatakan bahwa hanya ada diskusi setelah operasi itu selesai. Yang hanya membahas resiko terjadinya friendly fire, karena salah satu kendaraan IDF terkena peluru yang memantul, yang membuat seorang tentara kesal sehingga turun dari kendaraan 4x4-nya kemudian menembaki lagi mayat-mayat yang sudah tergeletak tak berdaya.

J menyampaikan kesannya,"sepertinya mereka ingin orang-orang palestina tahu jika kami meningkatkan intensitas perlawanan kami. Rasanya seperti mendapat sukses besar. Dan saya menunggu akan dilakukannya evaluasi terhadap operasi itu, akan ada pertanyaan-pertanyaan, atau penyesalan atas kekeliruan yang terjadi. Tapi ternyata tidak ada sama sekali. Saya hanya merasakan satu hal, bahwa para komandan tahu operasi itu merupakan sebuah sukses politik yang besar bagi mereka."

Insiden itu disesalkan beberapa pihak. Mohammed Dahlan, yang kemudian menjadi Kepala Keamanan di Gaza dari faksi Fatah, menyebutnya sebagai "pembunuhan barbar". Saat itu Brigadir Jenderal Yair Naveh komandan IDF di Gaza, memberikan alasan kepada pers, bahwa operasi itu awalnya merupakan operasi penangkapan, namun kemudian sesuatu yang aneh terjadi. Razeq mengambil senjata Kalasnikovnya dan berusaha menembak tentara Israel. Oleh karena itu tentara Israel kemudian menembaki mobilnya. Razeq disebut sebagai target utama, sementara 2 orang korban yang berada di dalam taxi disebut sebagai aktivis Fatah yang berhubungan dengan Razeq.

Ayah Al Leddawi mengatakan bahwa putranya berada di tempat dan waktu yang salah saat peristiwa tragis itu terjadi. Dan mereka tidak mengenal 2 orang target utama Israel itu. "Mereka hanya kebetulan berada di sana. Keluarga ini tidak ada hubungannya dengan para pejuang itu," katanya.

Sementara sopir taxi, Nahed Fuju, mengatakan ia tidak mendapat kompensasi apapun dari Israel atas peristiwa itu. Dan ia tidak mau berbicara dengan The Independent di Rafah.

"Anda mau mewawancarai saya, agar Israel dapat mengebom rumah saya?" katanya.

Mencintai Rosulullah SAW ? Terapkan Syariah Islam , Campakkan Kapitalisme !

Posted : Senin, 09-03-2009

Makna Kelahiran Muhammad saw.

Kelahiran Muhammad saw. tentu tidaklah bermakna apa-apa seandainya beliau tidak diangkat sebagai nabi dan rasul Allah, yang bertugas untuk menyampaikan wahyu-Nya kepada umat manusia agar mereka mau diatur dengan aturan apa saja yang telah diwahyukan-Nya kepada Nabi-Nya itu. Karena itu, Peringatan Maulid Nabi saw. pun tidak akan bermakna apa-apa—selain sebagai aktivitas ritual dan rutinitas belaka—jika kaum Muslim tidak mau diatur oleh wahyu Allah, yakni al-Quran dan as-Sunnah, yang telah dibawa oleh Nabi Muhammad saw. ke tengah-tengah mereka. Padahal, Allah Swt. telah berfirman:

وَمَا ءَاتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا

Apa saja yang diberikan Rasul kepada kalian, terimalah; apa saja yang dilarangnya atas kalian, tinggalkanlah. (QS al-Hasyr [59]: 7).

Lebih dari itu, pengagungan dan penghormatan kepada Rasulullah Muhammad saw., sejatinya merupakan perwujudan kecintaan kepada Allah, karena Muhammad saw. adalah kekasih-Nya. Jika memang demikian kenyataannya maka kaum Muslim wajib mengikuti sekaligus meneladani Nabi Muhammad saw. dalam seluruh aspek kehidupannya, bukan sekadar dalam aspek ibadah ritual dan akhlaknya saja. Allah Swt. berfirman:

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي

Katakanlah, “Jika kalian benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku.” (QS Ali Imran [3]: 31).

Dalam ayat di atas, frasa fattabi‘ûnî (ikutilah aku) bermakna umum, karena memang tidak ada indikasi adanya pengkhususan (takhshîsh), pembatasan (taqyîd), atau penekanan (tahsyîr) hanya pada aspek-aspek tertentu yang dipraktikkan Nabi saw.

Di samping itu, Allah Swt. juga berfirman:

وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ

Sesungguhnya engkau berada di atas khuluq yang agung. (QS al-Qalam [68]: 4).

Di dalam tafsirnya, Imam Jalalin menyatakan bahwa kata khuluq dalam ayat di atas bermakna dîn (agama, jalan hidup) (Lihat: Jalalain, Tafsîr Jalâlayn, 1/758). Dengan demikian, ayat di atas bisa dimaknai: Sesungguhnya engkau berada di atas agama/jalan hidup yang agung. Tegasnya, menurut Imam Ibn Katsir, dengan mengutip pendapat Ibn Abbas, ayat itu bermakna: Sesungguhnya engkau berada di atas agama/jalan hidup yang agung, yakni Islam (Lihat: Ibn Katsir, Tafsîr Ibn Katsîr, 4/403). Ibn Katsir lalu mengaitkan ayat ini dengan sebuah hadis yang meriwayatkan bahwa Aisyah istri Nabi saw. pernah ditanya oleh Sa’ad bin Hisyam mengenai akhlak Nabi saw. Aisyah lalu menjawab:

كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ

Sesungguhnya akhlaknya adalah al-Quran. (HR Ahmad).

Dengan demikian, berdasarkan ayat al-Quran dan hadis penuturan Aisyah di atas, dapat disimpulkan bahwa meneladani Nabi Muhammad saw. hakikatnya adalah dengan cara mengamalkan seluruh isi al-Quran, yang tidak hanya menyangkut ibadah ritual dan akhlak saja, tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Artinya, kaum Muslim dituntut untuk mengikuti dan meneladani Nabi Muhammad saw. dalam seluruh perilakunya: mulai dari akidah dan ibadahnya; makanan/minuman, pakaian, dan akhlaknya; hingga berbagai muamalah yang dilakukannya seperti dalam bidang ekonomi, sosial, politik, pendidikan, hukum, dan pemerintahan.

Rasulullah saw. sendiri tidak hanya mengajari kita bagaimana mengucapkan syahadat serta melaksanakan shalat, shaum, zakat, dan haji secara benar; tetapi juga mengajarkan bagaimana mencari nafkah, melakukan transaksi ekonomi, menjalani kehidupan sosial, menjalankan pendidikan, melaksanakan aktivitas politik (pengaturan masyarakat), menerapkan sanksi-sanksi hukum (‘uqûbat) bagi pelaku kriminal, dan mengatur pemerintahan/negara secara benar. Lalu, apakah memang Rasulullah saw. hanya layak diikuti dan diteladani dalam masalah ibadah ritual dan akhlaknya saja, tidak dalam perkara-perkara lainnya? Tentu saja tidak!

Jika demikian, mengapa saat ini kita tidak mau meninggalkan riba dan transaksi-transaksi batil yang dibuat oleh sistem Kapitalisme sekular; tidak mau mengatur urusan sosial dengan aturan Islam; tidak mau menjalankan pendidikan dan politik Islam; tidak mau menerapkan sanksi-sanksi hukum Islam (seperti qishâsh, potong tangan bagi pencuri, rajam bagi pezina, cambuk bagi pemabuk, hukuman mati bagi yang murtad, dll); juga tidak mau mengatur pemerintahan/negara dengan aturan-aturan Islam? Bukankah semua itu justru pernah dipraktikan oleh Rasulullah saw. selama bertahun-tahun di Madinah dalam kedudukannya sebagai kepala Negara Islam (Daulah Islamiyah)?