Selasa, 12 Mei 2009

Inggris, Paksa Koki Muslim Masak Babi

Dari banyaknya tekanan dalam kehidupan Muslim di Barat, menghindari daging babi merupakan satu diantara tekanan-tekanan tersebut, terutama jika seorang koki Muslim dipaksa untuk mengolah daging babi dalam pekerjaan tersebut.

Hasanali Khoja, seorang koki Muslim berusia 60 tahun di Inggris, mengatakan pada sebuah pekerjaan pengadilan di Watford pada hari Senin, ia “ditekan dan dihina” setelah majikannya memintanya untuk mengolah produk-produk daging babi dengan mengesampingkan kepercayaannya.

Khoja diminta untuk memasak menu ‘sarapan pagi 999’, sebuah makanan yang populer diantara petugas kepolisian dan terdiri dari sosis, daging bacon dan puding hitam. Makanan tersebut mendapat julukan seperti itu, karena makanan tersebut merupakan makanan tradisional bagi para petugas polisi dalam porsi yang besar untuk memulai hari.



Khoja mengajukan tuntutan sebuah klaim diskriminasi keagamaan melawan Polisi Metropolitan pada 2007 mengklaim bahwa ia adalah korban dari isyarat rasis dan diskriminasi keagamaan. Ia menuduh bossnya, Paul Bell, pada dapur polisi di bandara Heathrow – dimana Khoja dipindahkan pada 2007 – atas perbuatannya membuat isyarat-isyarat rasis ketika Khoja menolak untuk memasak sosis daging babi dan bacon.

Khoja mengatakan bahwa tindakan pencegahan seperti mamakai sarung tangan atau memegang daging babi dengan penejepit tidaklah cukup, Khoja mengatakan kepada pengadilan, seakan-akan tindakannya tersebut tidak akan melindunginya dari resiko cipratan minyak ketika memasak daging babi. Mengklaim bahwa cipratan tersebut akan melanggar kewajiban dari kepercayaannya.

Kemudian selama enam bulan ia menderita karena stress.

Kemarin, ia mengatakan pada sebuah sidang dengar pendapat di Watford bahwa setelah pelatihan di Austria dan sampai di Inggris pada 1980, ia telah bekerja untuk beberapa restoran dan hotel sebelum melamar sebuah pekerjaan sebagai manager katering senior dengan Met pada 2004.

Pada wawancara tersebut ia mengatakan pada direktur katering Peter Pierce bahwa ia adalah seorang anggota dari kelompok pekerjaan Agen Standar Makanan Halal.

Khodja mengatakan: “Saya menjelaskan bahwa saya akan mempunyai masalah dalam mengolah produk-produk daging babi. Pada waktu itu saya menjabat sebagai manager katering senior yang terutama terlibat tugas-tugas administratif dan tidak mengolah makanan.’

Ia kemudian dipilih untuk pekerjaan tersebut, tetapi setelah kemampuan komputernya ditemukan mulai berkurang dan ia gagal dalam dua penilaian, Ia diturunkan menjadi ‘manajer katering yang lebih tinggi’.

Ia didaftarkan pada pusat pelatihan the Met di Hendon, London Utara dan tetap disana selama dua tahun. Tugas-tugasnya melibatkan manajemen dan memastikan keamanan makanan.

Tetapi selama sebuah pelatihan ia dan seorang teman manajer diperintahkan untuk menyiapkan menu sarapan 999 untuk petugas kepolisian pada pagi hari.

Khoja mengatakan bahwa temannya tersebut menggoreng bacon dan sosis, sementara ia menyiapkan telur dan roti panggang.

Khoja menuduh Scotland Yard menolak untuk menjamin bahwa ia tidak akan menangani daging babi lagi. Dalam terbitan terdahulunya pada 2004, sebagai seorang manajer katering senior di Hendon Police College di London Utara, koki Muslim tersebut dibebaskan dari keharusan memasak daging babi. Atas pemindahannya, manager sumber daya manusianya yang baru mengatakan pada Khoja bahwa tidak ada perjanjian semacam itu yang dijamin.

Pegawai pengadilan merupakan badan peradilan independen yang menentukan perselisihan antara para majikan dan pegawainya atas hak-hak pegawai. Persidangan Khoja diharapkan mempertimbangkan masalah keagamaannya melawan majikannya dan untuk menyelesaikan perselisihan tersebut atau menyelesaikannya melalui kompensasi.

SuaraMedia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar