Jumat, 30 Januari 2009

Sinetron Hareem, Propaganda Pembenci Poligami


Para pembenci praktek poligami yang dilegalkan Alquran dan Assunnah, tanpa henti terus mencengkramkan kuku-kukunya. Untuk saat ini, mereka sedang berada di atas angin, karena berbagai sinetron terus membahas efek buruk dari poligami, tanpa menyeimbangkannya dengan yang berhasil.

Namun sayangnya, praktek poligami yang ditayangkan selalu keluar dari ajaran Rasulullah SAW. Hampir 100 persen sinetron yang menayangkan topik poligami, memakai pola pengumpulan istri dalam satu rumah.

Sebutlah sinetron Cinta Fitri, Muslimah dan yang terbaru Hareem. Khusus yang terakhir ini, ada 4 istri yang coba diadu dalam satu rumah. Dari kasus yang coba ditayangkan, sepertinya kisah Syekh Puji dan Ulfa menjadi inspirasi utama.

Lalu siapa yang disiapkan sang skenario untuk menyiksa Inayah (Sandi Aulia) sebagai pelaku utama dan istri keempat? Rupanya istri ketiga dan dua anak Kanjeng Ndoso (Tedy Syach), dijadikan sebagai algojo.

Tayang perdana saja, beberapa penyiksaan langsung disuguhkan pada pemirsa. Pertama saat Inayah berdandan bak seekor kucing, di sebuah pesta kehormatan. Inayah langsung dimasukkan ke dalam garasi mobil dan sesampai di rumah langsung dihukum tidur di luar, dalam dekapan lebatnya hujan, hanya berpakaian basahan untuk mandi.

Siksaan berikutnya diterima Inayah saat dia tidak mau membukakan pintu kamar. Tangannya langsung dihukum pukul, hingga terasa sangat sakit. Puncaknya ketika Inayah mengetahui orang tuanya sakit dan dia difasilitasi istri ketiga Kanjeng, untuk melarikan diri dari rumah.

Hukuman yang diterima sangat menyakitkan, karena punggung Inayah jadi berlumuran darah bekas cambukan. Kanjeng sendiri tidak berlaku hasan (baik), dalam mendidik istri-istrinya. Padahal Islam mengajarkan, ada fase-fase tertentu untuk menjatuhkan hukum pukul. Bagi yang bosan adegan penyiksaan, hingga tayangan ini sudah terasa memuakkan. Dalam benak langsung timbul pertanyaan, beginilah praktek poligami yang dibolehkan Islam tersebut?

Secara tidak langsung, sinetron Hareem coba memperburuk citra Islam, terkait praktek poligami. Padahal, Rasulullah SAW sendiri, sangat pandai menjaga perasaan istri-istrinya, dengan memisahkan mereka dalam rumah yang berbeda. Apa yang dinamakan cemburu pasti ada, karena itu memang sudah suatu fitrah.

Tapi karena istri-istri Rasulullah SAW mencintai Allah dengan jalan mencintai suami mereka, maka semuanya bisa diselesaikan dengan baik. Satu hal yang harus diingat, orang-orang yang diizinkan berpoligami oleh Allah SWT, benar-benar manusia yang terpilih. Terpilih untuk bisa masuk surga dengan cepat dan tentunya diazab di neraka, karena kasus ketidakadilan bagi yang menodai poligami.

Entah mengapa, sinetron penghinaan citra Islam ini, bisa tayang mulus di televisi. Sejauh ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) masih terkesan diam, dengan berbagai tayangan tentang poligami di televisi. Padahal, untuk sesuatu hal yang berkait agama, harusnya MUI lebih tanggap menyikapinya. (Hendri Nova)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar